Kamu…
“siapa pacar mu sekarang don?”Tanya ayu padaku
“gak ada,aku gak punya pacar.”
“alah,yang bener,entar ilang lho..”
“beneran,udah 2 tahun ini aku ngejomlo,terakhir
pacaran waktu kelas tiga SMP”
“mau aku cariin?..”
“siapa?”
“ada deh,pokoknya orangnya tuh baik dan gak
jelek-jelek amat kok,kamu pasti suka”
Malam
harinya pun ada lelaki yang mengirim sms pada dona dan mengaku mendapatkan
nomor hp dona dari ayu.
Malam itu dona terlihat bahagia karna mendapat teman
baru di hp. Dona memang sudah dua tahun menyendiri sejak putus dengan mantannya
yang ketahuan selingkuh di belakangnya. Dona malas pacaran karna dia tidak mau
merasakan hal yang sama seperti yang pernah dia alami.
“kamu.. sudah punya pengisi hati belum?”Tanya rian
padaku
“belum,aku masih trauma sama kisah ku dulu yang
masih terbayang-bayang sampai sekarang. Kamu sendiri?”
“sudah.”
“siapa?”tanyaku,berharap bahwa pengisi hatinya itu
adalah aku dan dia akan menyebutkan namaku
“ifo,”jawab rian
Aku
terdiam malu pada diriku sendiri,ternyata pengisi hati rian bukan
aku,melainkan ifo.
“siapa dia?”
“dia adalah teman sekolah ku sewaktu SMP dulu,aku
bangga bisa memiliki dia,karna dia itu cantik,tinggi dan manis. Dia juga pintar
dan senang bergaul.”
Mendengar
ucapan rian,aku jadi membandingkan diriku dengan ifo,aku jauh berbeda dengan
ifo,aku selalu menilai diriku jauh di bawah orang lain,siapapun itu. Aku jadi
minder dan takut untuk berhubungan lagi dengan rian. Rian selalu membanggakan
fio,walaupun jarak rian dan fio sekarang
jauh.
Sekolah
ku dengan sekolah rian berbeda,ketika sekolah nya di undang untuk menghadiri
acara turnamen di sekolahku,aku jadi deg-degan. Aku akan bertemu dengan
rian,orang yang selama ini aku kenal di hp. Aku merasa nyaman saat ngobrol
dengannya di hp,dia sangat perhatian dan baik kepadaku,walaupun dia belu
melihat dan belum pernah bertemu denganku,dia menganggapku seperti sahabat
dekatnya se ndiri. Suatu kehormatan bagiku apabila dia mau menerimaku dengan
tangan terbuka.
Sebenarnya
kami sudah jadian lewat hp,kami merasa cocok dan memiliki banyak kesamaan dalam
beberapa hal. Dia bilang padaku bahwa dia sudah putus dengan fio,pacarnya. Aku
merasa jadi orang yang penting bagi rian,karna dia rela memutuskan pacarnya
yang sangat dia banggakan itu demi aku,seorang perempuan yang baru di kenalnya
melalui sebuah hp dan belum pernah bertemu.
Aku
sering membuka facebooknya,memastikan status nya sekarang. Kulihat status nya
masih berpacaran dengan ifo,ku tanyakan hal itu pada rian. Namun rian menjawab
bahwa dia sudah tidak mengaktifkan
facebooknya. Itu hanya facebooknya yang dulu. Dia menceritakan tentang dulu
sewaktu baru saja jadian dengan fio.
“Sewaktu
pulang sekolah,aku mengajak fio
main,kami keliling pasar dan akhirnya istirahat di sebuah warnet. Dia mengajak
ku membuat facebook,dengan nama dan
hubungan yang sedang kami jalin ini. Dia membuat facebook untukku dan aku
membuat facebook untuknya. Kami berdua mulai mengisi biodata dengan penuh canda
tawa,aku sangat bahagia bersama fio saat
itu. Hujan lebat yang mengguyur bumi pun tidak kami hiraukan,karna kami asik
berduaan.
Kami kemalaman di warnet,hujan tak kunjung reda,mati
lampu pun terjadi,fio semakin memegang tanganku erat-erat,dia takut kegelapan.
Dengan menggunakan lilin yang di beri oleh seorang penjaga warnet,kami berdua
menunggu hujan reda”
Tapi,aku merasa minder apabila bertemu dengannya
nanti,bagaimana jika dia ternyata tidak menyukaiku,tidak srek dengan
penampilanku,karna aku berbeda jauh dengan fio.
Tibalah
hari saat rian dan teman-teman dari sekolah lain datang ke sekolahku,ayu
mengajaakku untuk menemui rian. Karna aku belum tau yang mana rian,aku santai
saja.
“nha,ini rian..”ujar ayu ketika sudah ada di depan rian
Aku hanya diam saja karna malu,aku bingung apa yang
harus aku lakukan. Orang yang ada di depanku ini sangat perfect banget,aku gak
pernah bayangin kalau aku bakal ketemu sama cowok secakep ini.
Ayu meninggalkan aku dan rian di belakang kelas,aku
duduk di samping rian. Kalau di telfon memang kami akrab,tapi saat bertemu,aku
hanya bisa membisu.
“kamu…”ucap kami bersamaan
“kamu duluan aja,”ucap rian
“kamu aja yang duluan,”sahutku
“kamu dona?.. cewek yang sering aku telfon?..”
“iya,kamu rian kan?”
“iya bener,kitaa udah jadian kan di telfon?”
“i.. iya.”
Rian terlihat
santai dan tenang-tenang saja,bahkan dia tidak berkomentar tentang aku. Aku
jadi merasa tidak enak dan malu.
Ketika
teman-teman rian menghampiri rian,mereka bertanya pada rian
“siapa tuh sob? Kenalan baru?”
“inget fio bro..”
“aih,kalian ini apa-apaan sih? Udah maen sana,ganggu
aja”sahut rian
Aku
jadi penasaran dengan rian dan kepribadiannya,kenapa teman-teman rian
mengngatkan rian tentang fio? Apa yang sebenarnya terjadi antara hubungan rian
dengan fio?..
Rasa penasaranku tidak bisa ku bending lagi. Malam
harinya kunyatakan PUTUS dengan rian. Dia bertanya-tanya kenapa aku mengatakan
hal demikian.
Aku tidak mau menjelaskan apapun pada
rian,saat pulang sekolah,kulihat rian ngorol dengan ayu. Mereka tampak serius
sekali,aku diam-diam mendengarkan percakapan mereka.
“gimana tadi?”Tanya ayu
“gimana apanya? Orang nya biasa-biasa aja,”
‘iya memang dia biasa-biasa aja,cantikan juga fio”
“lalu kenapa kamu ngenalin aku sama dia?..”
“kasihan aja sama dia. Makanya aku kenalin ke kamu.
Eh,kata dona kamu putus ya sama fio,demi dona?”
“enggak,aku Cuma bohong aja sama dia,biar dia mau
nerima aku,aku kira sih orangnya cantik.. tapi lebih cantik fio.”
“terus sekarag dia gimana? Kamu duain?”
“ya iyalah,lagi pula fio gak di sini. Jadi dia gak
tau”
“jangan sampai ketahuan sama dona ya,”
Kini
aku sudah tau apa tujuan dari ayu mengenalkanku dengan rian,dia hanya sebatas
kasihan saja denganku karna sudah lama tidak pacaran.
Namun bagiku ini justru lebih sangat
menyakitkan,karna aku telah di bohongi dan di duakan utuk yang kedua kalinya.
Aku tidak mau lagi pacaran,aku cukup berterimakasih karna ada orang yang sudah
mau mengasihaniku,tapi maaf,itu tidak perlu untukku.
“karna
kamu,aku sekarang jadi tambah sakit….. kamu udah tau tentang semua yang pernah
aku rasain ketika aku mengenal cinta monyet di SMP,tapi kenpa kamu melakukan
hal yang sama? Ketika kamu tau bahwa aku tidak ingin hal itu terulang kembali
dalam cerita hidupku. Kamu memang pernah singgah di hatiku dan sempat
meninggalkan secuil cinta dengan segunung kenangan.
Namun
aku rasa itu tidak perlu terjadi jika aku sudah mengetahuinya sejak
awal,kenangan yang kamu berikan terlalu pahit dan perih nya masih membekas di
hati ini.
Aku
tidak akan menjadi selemah ini jika tidak mengenal kamu,semua ini gara-gara
kamu,
Sudah
tau pernah ada luka di hatiku,malah kau siram dengan air garam yang justru
menambah perihnya luka ini.
Kamu…”
Pertemananku
dengan ayu tidak seperti dulu lagi,aku lebih senang sendiri dari pada harus
menerima belas kasihan dari orang yang belum tentu mengetahui perasaanku.
Cinta
tidak hanya ada satu dan datang sekali saja,tapi cinta akan menghampiri orang
yang memang benar-benar mau menjaganya dan
tidak menyia-nyiakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar