C
|
intAku bertepuk sebelah tangan
Seorang gadis cantik yang di
sukai oleh banyak pria bernama Intya. Ada salah satu pria bernama Ferdi,dia
sangan mencintai Intya.
“loe gak
bosen-bosennya ya ngikutin Gue??...”
“sorry in,bukan
maksud Gue jahat tapi Gue Cuma gak mau terjadi apa-apa sama loe..”
“ga usah sok
perhatian deh loe sama Gue,pergi dan jangan pernah ikutin Gue lagi”
Intya memang gadis yang
pemilih,tidak semua cowok bisa dia terima baik sebagai pacar maupun
temannya,seperti dia sendiri yang telah mengatakannya
“Gue tu ya suka
sama cowok yang cakep,putih,tajir,and yang pasti gak malu-maluin kalau di ajak
jalan”
Sedangkan Ferdi,dia hanya seorang cowok yang jelek,hitam dan dari
keluarga yang pas-pasan. Karna terlalu inginnya dia bisa dekat dengan Intya,dia
sembunyi-sembunyi mengambil nomor Intya dari hp teman Intya.
Alhasil,Ferdi dapat berkomunikasi dengan Intya melalui via sms dan
telfon. Ferdi mengAku sebagai Fano,penggemar rahasia Intya.
“loe tu cantik
banget tau,Gue suka sama loe. Bahkan Gue ngefans sama loe. Kalau aja loe tau,di
kamar Gue banyak banget koleksi foto-foto loe.”
“oh ya??.. kok loe
bisa punya foto-foto Gue?..”
“apa sih yang gak
bisa di dapetin dari loe? Jangankan foto,hati loe aja Gue bisa dapetin.”
“gombal loe..”
“lho serius
tau,kalau Gue boleh Tanya tipe cowok loe kaya apa sih?..”
“eemm… tipe cowok Gue
tu susah-susah gampang siih. Gue gak bisa nyebutin nya soalnya Gue lebih suka
nilai orang secara langsung.”
“berarti kalau gak
secara langsung loe gak bisa nilai cowok?...”
“ya begitulah.”
“berarti loe juga
belum bisa nilai Gue dong?..”
“belum,hanya suara
aja di telfon belum tentu tampangnya sesuai dengan yang Gue inginkan.”
“loe cewek pemilih
ya..”
“ya begitulah.kalau
emang loe berani,kenapa kita gak ketemuan aja?...”
“siapa tAkut,oke..
kita ketemuan di mana?..”
“besok di café
indah.”
“baiklah,tunggu Gue”
Fano yang sebenarnya adalah Ferdi
bingung tujuh keliling karna Intya mengajaknya untuk ketemuan.
“kalo soal uang sih
udah Gue sediain,tapi kalo soal tampang,waduuhh….. kayanya Gue harus ganti muka
dulu nih.”
Karna bingung dengan apa yang harus
di lAkukan,akhirnya Fano mendapat ide untuk dapat mengelabuhi Intya. Dia
menyuruh temannya,Tono yang sangat akrab dengan nya untuk berpura-pura menjadi Fano
yang sebenarnya adalah Ferdi sendiri.
“ayolah Ton,bantuin
Gue.. Gue masih pengen bisa komunikasi sama Intya. And loe tau sendiri kan kalo
Intya tu level cowok nya tinggi,mana mungkin Gue di terima?? Yang da juga bakal
di tolak mentah-mentah.”
“duh.. gimana ya
fer,Aku gak berani bohong,kan Aku udah punya Ajeng. Lagipula kalau emang dia
gak selevel sama loe,ya udah.. cari yang lain aja. Gampang kan?...”
“please lah Ton,Gue
pastiin kalau si Ajeng gak bakal tau tentang semua ini.. please.”
Tono berfikir sejenak dan mencoba
mengambil keputusan yang terbaik untuk sahabat dan juga pacarnya.
“baiklah,tapi Cuma
sekali aja ya.”
“nah,gitu dong. Itu baru yang namanya sahabat”
Tono bertemu dengan Intya di café yang telah di janjikan. Tak melenceng
jauh dari fikiran Ferdi bahwa Intya pasti aka menerima Tono dengan baik,karna Tono
adalah cowok yang perfect.
“hay.. Intya kan?..” (mengajukan tangan)
“hay juga,, iya Gue Intya. Loe Fano kan?..”(menyalami tangan Tono)
“iya. Ternyata loe lebih cantik dari foto-foto loe yang Gue pajang di
kamar Gue.”
“ah.. bisa aja loe”
Begitulah keakraban mereka sejak pertama kenal,Fano yang sebenarnya
adalah Tono harus banyak berlatih dari Ferdi saat akan bertemu dengan Intya.
Hal yang di tAkutkan akhirnya benar-benar terjadi,itya jatuh cinta pada Fano,dia
pun berharap agar Fano bisa menjadi pacarnya. Tono tidak tau menau tentang apa
yang akan di katakana oleh Intya dan Ferdi di telfon.
Ferdi memang sangat egois,dia menjadikan Tono sebagai boneka yang
mewakilinya saat bertemu dengan Intya. Ferdi sudah jading dengan Intya,sungguh
sangat bermekaran hati Ferdi saat ini karna dia memiliki pacar seorang
bidadari,dan Intya juga sangat senang,karna penggemar nya mirip vino g.
bastian.
Ferdi selalu meminta agar Tono mau bertemu dengan Intya saat Intya minta
ketemuan.
“kan kamu bilang Cuma sehari aja n sekali itu aja.”
“tolonglah Ton,Gue bener-bener butuhin loe.”
“tapi Aku ada janji sama Ajeng.”
“nanti biar Gue yang ngomong sama Ajeng deh.”
“tapi hanya sekali ini aja yaa..”
“yapz.”
Fano dan Intya bertemu kembali,bahkan pertemuan kali ini Tono harus
berlaga menjadi pacar Intya yang haru menemani Intya kemana saja dan berkenalan
dengan teman-teman Intya. Saat mereka sedang berkencan,Ajeng melihat semua
adegan yang dilAkukan oleh pacarnya dengan orang lain. Ajeng yang harus rela
janjinya di batalkan karna katanya Tono ada kepentingan keluarga harus menerima
kekecewaan karna ternyata Tono berbohong. Ajeng berlari dan menangis.
Keesokan harinya ketika Tono bertemu dengan Ajeng,Ajeng tampak tidak
mengenal Tono dan sikapnya sangat jutek
“kamu kenapa sih jeng?.. kok cemberut gitu ketemu Aku. Apa karna kemarin
Aku tidak bisa mengajak kamu jalan? Kan Aku sudah bilang kalau Aku.. (belum
selesai Tono bicara,sudah di poTong oleh Ajeng)
“kamu ada urusan keluarga? Iya?.. Aku ndak nyangka ya ternyata lelaki
yang Aku banggakan selama ini adalah penghianat.”
“apa maksu kamu Ajeng?..”
“kamu piker Aku ndak tau kalau kamu kemarin bermesraan dengan wanita
lain!! Aku tau Ton,Aku ndak cantik,Aku ndak kaya,dan Aku ndak sesempurna wanita
lain yang kamu idamkan.mungkin memang Aku ndak pantas buat kamu,Aku hanya akan
merusak image kamu aja di depan teman-teman kamu. Aku ndak selevel sama kamu,Aku
memang wanita bodoh yang bisa kamu mainkan seenaknya saja. Walaupun Aku Cuma
gadis desa,tapi Aku masih punya perasaan Ton,terimakasih kamu sudah menyakiti Aku.
Mulai sekarang,jangan pernah kamu cari Aku lagi. Hubungan kita sudah berakhir..”
Tono terdiam bingung,apa yang
harus dia katakana pada Ajeng tentang semua yang dia lAkukan selama ini di
belakang Ajeng. Sementara Tono berpikir,Ajeng sudah meninggalkan nya pergi.
Ketika Tono berbalik badan,
“lho,Ajeng mana?.. kok sudah tidak ada?..”
Tono mendatangi Ferdi dan marah-marah padanya. Dia menyalahkan Ferdi dan
menganggap Ferdi biang masalah dari semua ini. Tono tidak mau lagi untuk
bertemu dengan Intya. Karna gara-gara dia bertemu dengan Intya,dia harus
kehilangan Ajeng.
“maafin Gue Ton,gara-gara Gue hubungan loe sama Ajeng jadi berantkan
gini.”
Tono hanya dapat berekspresi marah,karna dia tidak kuasa jika harus
memaki-maki sahabatnya sendiri.
Sementara itu,Ajeng yang merasa kecewa karna di hianati oleh sang
pacar,hanya bisa meratapi nasib diri. Aktivitasnya sehari-hari hanyalah
merenung dan menulis isi hatinya di atas sebuah daun dengan menggunakan getah.
Daun yang sudah di tulisi dia terbangkan,biarlah terbang bersama angin entah kemana.
Dia berharap agar cintanya pada Tono dapat hilang seperti hilangnya dedaunan
yang dia terbnagkan. Namun,apa yang Ajeng harapkan salah. Daun-daun yang sudah
dia tulisi jatuh keatas air dan bermuara di pinggir batu-batu di sebuah pantai.
Air yang mengalir begitu deras di sela-sela bebatuan menggambarkan kesedihan Ajeng,bunga-bunga
yang turut menyaksikan kepedihan Ajeng tampak layu,tulisan-tulisannya yang
perlahan pudar karna air bagai cinta Ajeng yang tak sampai. Ajeng duduk di atas
batu-batu itu dan terdiam melamun. Tiba-tiba ada seorang yang dating lelaki
dari belakangnya.
“Aku sudah baca tulisan-tulisan yang ada di daun-daun itu sebelum pudar
terkena air. Banyak sekali daun yang sudah kamu buang,tidak sayangkah kamu?..
menotori pantai ini dengan daun-daun yang tiada gunanya?..Ajeng,sebenarnya Aku
tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita yang kamu lihat waktu itu. Aku hanya
di mintai tolong oleh Ferdi untuk berpura-pura menjadi dia di depan Intya. Intya dalah cewek yang di sukai oleh Ferdi,namun
Intya tidak menyukai Ferdi karna ketidaklevelannya dengan Intya. Akhirnya Aku
yang berlakon sebagai Ferdi dan berperan sebagai pacarnya Intya. Sungguh Aku
tidak memiliki perasaan apapun pada Intya,percayalah padAku Ajeng.. Aku hanya
mencintaimu.”
“benarkah semua itu?..”
“tentu,kalau kurang bukti,Aku bisa panggilkan Ferdi agar dia menjelaskan
pada kamu apa yang sebenarnya terjadi,atau Aku juga harus memanggil Intya agar
dia tau semuanya.?”
“ndak perlu,Aku sudah cukup percaya kepadamu.”
“trimaksih ya,kamu memang wanita lain dari yang lain”
Ajeng kembali bersama dengan Tono,dan Intya sudah mengetahui semuanya
ketika dia telfonan dengan Ferdi menggunakan hp 3G. dia sudah tau bahwa Fano
bukan orang yang sebenarnya biasa berhubungan dengannya,karna orang yang
sebenarnya adalah Ferdi. Intya tetap tidak bisa menerima Ferdi. Ferdi menyadari
bahwa langit an bumi selamanya tidak akan pernah bersatu kecuali sudah berakhir
semua kisah di alam semesta ini. Tidak selamanya cinta harus bersatu,ada kalnya
orang harus kecewa karna CINTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar