Senin, 30 Juni 2014

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DIARE


ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DIARE
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KIP/K yang di ampu oleh dosen Erma Mariam S,S.T


Di susun oleh :
MARETA FITRIANA                               13241030
MAYA SEPTIANA                                   13241047
NOVIRIANTI ASTA N.                           13241054
RESY YUMANTIKA DEWI                   13241062
SITI CHOIRIAH NINGSIH                     13241070

AKADEMI KEBIDANAN WIRABUANA METRO
2013/2014



PENDAHULUAN

         Latar Belakang
      Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724, dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.
                  Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan. Angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3%.
                  Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih  4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali.
(Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM)


TINJAUAN TEORI

Konsep Diare

         Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100- 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair ( setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defikasi yang meningkat. Menurut WHO ( 1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

 ( Mansjoer, 2008)
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering dengan feces air/tidak berbentuk.
( Lynda Juall Capenito, 2000 )
Keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3x sehari konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
( Ngastiah, 1997 )
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
( Ruseono Hassan, 1985 )
      Pengertian Diare
  Ø Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
  Ø Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
  Ø Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit

  Ø Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)
      B.     Penyebab Diare / Etiologi
                  Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :
      1. Faktor Infeksi
a.                                    Infeksi Enternal    :                             Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
                              Infeksi Enternal ini meliputi :
« Infeksi Bakteri  :     E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.
« Infeksi Virus     :     Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.
« Infeksi Parasit   :     Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis), Jamur (candida algicans).
                        b.   Infeksi Parenteral  :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
« Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
« Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
                  2.   Faktor Malarbsorbsi
                        a.   Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
                              Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.
                        b.   Malarbsorbsi Lemak
                              Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
                        c.   Malarbsorbsi Protein
                  3.   Faktor Makanan
                        Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.
                  4.   Faktor Psikologis
                        Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
C.     Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.
Penyebabnya sebagai berikut :
« Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung
« Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
« Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
« Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
« Gangguan bakteri jamur dan parasit
« Malarbsorbsi kalori dan lemak
« Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.
D.    Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.
4. Patogenesis Diare Kronis
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
E.     Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
     
F.      Gejala / Gambaran Klinis
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)
G.    Komplikasi
      1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
      2. Renjatan hipovolemik
      3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan elektrokardiogram)
      4. Hipoglikemia
      5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
      6. Kejang
     
      H.    Klasifikasi Diare
Klasifikasi Diare
Gejala
Klasifikasi
Tindakan / Pengobatan
1.   Dehidrasi
    Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :
    Latergis / tidak sadar
    Mata cowong / cekung
    Tidak bisa minum / malas minum
    Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
a.     Diare Dehidrasi Berat
    Jika tidak ada klasifikasi berat lain
    Berikan cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi c) dan tablet zink
    Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :
    Rujuk segera
    Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
    Jika ada kolera didaerah tersebut, berikan antibiotik untuk kolera
    Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :
    Gelisah, rewel / marah
    Mata cowong / cekung
    Haus, minum dengan lahap
    Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
b.     Diare Dehidrasi Ringan / Sedang
    Berikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi b dan tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :
    Rujuk segera
    Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
    Nasehati kapan kembali segera
    Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
    Tidak cukup tanda-tanda untuk di klasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan / sedang
c.     Diare Tanpa Dehidrasi
    Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi a dan tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Nasehati kapan kembali segera
    Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
2.   Jika Diare 14 hari / Lebih
    Ada Dehidrasi
a.     Diare Persisten Berat
    Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain
    Rujuk
    Tanpa Dehidrasi
b.     Diare Persisten
    Nasehati pemberian untuk diare persisten
    Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Kunjungan ulang 5 hari
3.   Darah Dalam Tinja
    Ada darah dalam tinja
a.     Disentri
    Beri antibiotic yang sesuai
    Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)
    Nasehati kapan kembali segera
    Kunjungan ulang 2 hari
      I.       Pemeriksaan Penunjang
                              1.         Pemeriksaan Tinja          :  Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
                              2.         Pemeriksaan Darah        :  Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)
                              3.         Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal
                              4.         Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik
     


      J.       Penanganan
                                    Dasar pengobatan diare adalah :
                                    1.         Pemberian Cairan
                                                a.   Cairan peroral
« Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
« Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l
« Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar Natrium 50-90 mg/l
« Formula lain yang disebut oralit
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula
                        b.   Cairan Perenteral / Infuse
                              Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)
                              Cara memberikan cairan :
« Belum ada dehidrasi
Ø Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi
« Dehidrasi Ringan
Ø 1 jam pertama          :     25 – 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)
Ø Selanjutnya              :     125 ml / kg BB / hari ad libitum
« Dehidrasi Sedang
Ø 1 jam pertama          :     50 – 100 ml / kg BB / peroral / intragastric (sonde)
Ø 7 jam berikutnya      :     10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3 – 5 tetes / menit
Ø 16 jam berikutnya    :     125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric
                  2.   Pengobatan Dietelik
                        Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanannya adalah :
a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

3.   Obat – Obatan
a. Obat anti sekresi
« Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg
« Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari
b. Obat spasmolitik
« Papaverihn
« Ekstra bveladona
« Opium loperamid
c. Obat pengeras tinja
« Kaolin
« Dektini
« Chorcool
« Tahurol
d. Antibiotika
      Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas, seperti :
« Kolera   :     Terosiktin 25 – 50 mg / kg BB / hari
« Compylohectar  :     Eritromycin 40 – 50 mg / kg BB / hari




BAB III
STUDY KASUS SERTA PENYULUHAN DALAM PELAKSANAANNYA
 Di desa Merandu Kecamatan Trimurjo,dengan bidan Dewi yang dikenal sebagai tenaga kesehatan yang di anggap terdekat dan dekat dengan masyarakat sekitar. bidan Dewi terkenal ramah,baik dan anggun terhadap pasien-pasienya,baik dari bayi,balita,anak-anak,ibu hamil sampai nifas semua merupakan kompetensi yang harus di tanganinya.
 ibu Tia datang dengan putra nya yang digendong ke BPS bidan Dewi pada tanggal 30 Juni 2014 pukul 10.00 WIB. Dengan biodata sebagai berikut:
a.       Biodata
1)      Anak
Nama anak      : An. “A”
Umur               : 18 bulan
Jenis kelamin   : Laki-laki
Anak ke                       : 3
2)      Orang Tua
Nama ibu         Nama ibu:   Ny. “A”
Umur               Umur       : 43 th
Suku                Suku        : Jawa
Agama             Agama     : Islam
Pendidikan      Pendidikan:     SD
Pekerjaan         Pekerjaan : IRT
Penghasilan     Pendapatan: -
Alamat            Alamat     :  Gang 07
Nama Ayah   : Tn “K”
Umur                Nama Ayah      : 45 th
Suku                 Suku                 : Jawa
Agama              Agama              : Islam
Pendidikan       Pendidikan       : SD
Pekerjaan          Pekerjaan         : Buruh
Penghasilan      Pendapatan       : ± Rp 450.000
Alamat              Alamat              :  Gang 07



Bidan  :”Selamat pagi bu.. (menjabat tangan klien),silahkan duduk. bagaimana bu,ada yang bisa saya bantu..?”
Ny. A  :”ini bu bidan,anak saya sakit, mencret-mencret terus  kurang lebih 4 kali dalam sehari dari kemarin,encer dan ada sedikit ampasnya bu”
Bidan  :”baik ibu,sekarang anaknya saya periksa dulu ya,tolong anaknya di ajak berbaring di bed bu..”
Ny.A   :”iya bu bidan,saya khawatir kalau keadaan anak saya seperti ini,was-was rasanya bu,rewel terus,nangis,susah tidur,ini itu salah,keliatan lemes dia bu,sedih saya liatnya.”
Bidan  :”iya bu,ini menurut hasil pemeriksaan,putra ibu terkena diare”
Ny.A   :”terus bagaimana ya bu bidan?”
Bidan  :”jadi Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, biasanya 2 kali sampai 4 kali atau bahkan bisa lebih dalam sehari
Ny.A   :”Lalu ini di apain ya bu? biar cepet sembuh anak saya”
Bidan  :”ibu kasih anak ibu oralit ya,atau larutan gula garam”
Ny.A   :”dimana itu bu beli nya?”
Bidan  :”Itu bisa buat sendiri bu,caranya ibu sediakan air putih hangat 1 gelas,2 sendok teh gula pasir,dan 1 gsendok teh garam,nanti larutkan ya bu gula dan garam tadi dalam air hangat tadi,kemudian diminumkan sehari tiga kali ya bu”
Ny.A   :”Oh.. itu obatnya?”
Bidan  :”iya bu,jangan lupa,anaknya dikasih makanan yang bergizi,hindari makanan yang berserat dulu ya bu,seperti sayur-sayuran itu di hindari dulu,karna akan membuat anak ibu justru sering BAB,istirahat yang cukup ya bu anaknya,biar keadaanya pulih dulu. anak yang mengalami diare,biasanya mengalami dehidrasi bu,jadi tolong di kasih banyak minum ya bu,kalau bisa dikasih ASI terus biar tidak lemes anaknya,tidak kekurangan cairan. dehidrasi itu tanda-tandanya,bibir anak akan terlihat jering dan pecah-pecah,terlihat lemas dan pucat”
Ny.A   :”Oh.. Iya bu bidan,”
Bidan  :”oh iya bu,kalau anaknya demam atau panas,di kompres ya bu pakai air hangat,”
Ny.A   :”Sebenernya itu penyebabnya apa ya bu?”
Bidan  :”banyak faktor bu,bisa dari dot yang digunakan,susu yang diminum dan makanan yang dikonsumsi bu”
Ny.A   :”Kok bisa bu?”
Bidan  :”jadi kebersihan dot itu sangat berpengaruh bu terhadap kesehatan anak,cara pembersihan dot itu sebaiknya di rebus dalam air mendidih selama 20 menit untuk membunuh kuman-kuman yang ada dalam dot itu. jadi ibu alangkah baiknya kalau punya botol dot nya 2,jadi saat yang satu masih di bersihkan,masih ada yang bisa di gunakan.”
Ny.A   :”oh gitu.. selama ini saya dot nya Cuma satu bu,itupun Cuma saya kocok-kocok saja pakai air hangat kalau membersihkan.”
Bidan  :”nah..sekarang kan ibu sudah tau bagaimana yang baiknya,tolong di ganti ya bu kebiasaanya. susu juga berpengaruh bu terhadap sistem pencernaan anak ibu,apabila susu terlalu kental itu dapat berpengaruh,sebaiknya ibu lebih sering memberikan ASI untuk anak ibu di banding susu formula,bisa jadi sistem perncernaanya belum siap bu”
Ny.A   :”apa lagi ya bu...??”
Bidan  :”jaga kebersihan anaknya ya bu,setiap habis BAK atau BAB,dibersihkan dengan air bersih dan di ganti celana nya,jangan di beri bedak saja bu,karna akan menimbulkan iritasi pada daerah genetalia anak ibu,untuk saat ini belum saya beri obat bu,tapi apabila dalam beberapa hari kedepan belum ada perubahan,ibu datang kesini lagi ya,nanti saya kasih obatnya”
Ny.A   :”iya bu.. kira-kira kapan saya memeriksakan anak saya lagi bu?”
Bidan  :”tiga hari lagi juga ibu boleh kesini jika diare belum terhenti.”
Ny.A   :”iya bu,terimakasih ya bu atas infromasi nya”
Bidan  :”iya bu sama-sama,semoga anak ibu lekas sembuh ya bu”













DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka