setelah itu..
“lagi-lagi
ada kiriman puisi di depan pintu rumah gue ini..”ujar adit seraya memungut
surat yang dibungkus dengan amplop warna yang isinya sudah dapat ditebak pasti
puisi
sudah beberapa hari ini adit selalu mendapat kiriman
puisi yang isinya selalu menyapa adit dengan kata pujangga yang menyambutnya
setiap pagi.
desus angin malam yang tlah lalu
silih dengan percikan air yang
mengabut di kala ganti
daun berjatuhan tak sanggup
menggantungkan diri
harum mawar melayangkan wangi
disudut meja tamu
dan kembali puisi ku menghampirimu
selamat pagi aditya ergie
“gue
heran,jangan-jangan ini ada seorang penulis,ngefans gitu ya sama gue?
secara..setiap hari ngirimin puisi-puisi begini ke gue. tapi gue akui..
puisi-puisi ini indah,gue merasa tersanjung setiap ngebaca puisi-puisi ini”
ucap adit sambil memandangi tumpukkan kertas yang ada di depanya
bukan hanya
setiap adit membuka pintu saat hendak berangkat kuliah,namun ketika tanggal
merahpun selalu terselip surat di depan pintu rumah adit.
“apa
jangan-jangan,ini alisa yang membuat puisi-puisi ini? tapi kenapa dia ga
langsung ngasih gue aja? kan enak..tinggal ngasih aja waktu ketemuan. mungkin
karna dia malu kali ya sama gue?”
adit justru
berfikir bahwa alisa,pacarnya yang mengirimi puisi-puisi untuknya setiap
pagi,baik hujan,panas,mendung,puisi itu selalu sampai di depan pintu rumahnya.
***
helai demi helai mawar ku terurai
persis dengan halnya rambut yang
kubuka ikatanya
kata demi kata kususun namun jangan
terurai
untuk menitipkan salam dari lubuk
kerinduanku
selamat pagi pria yang membacanya
puisi yang di
baca adit dan telah dikirimkan untuk kesekian kalinya membuat adit semakin
penasaran dengan pengirim surat tersebut.
kali ini adit memberanikan diri untuk menanyakan hal
itu pada pacarnya,alisa yang sedang berbaring lemah di rumah sakit.
“hai
sayang.. gimana keadaan nya?”
“seperti
yang lo liat dit,gue ngerasa semakin hari semakin lemes dan waktu gue semakin
deket..”
“lo
ngomong apa sih al? ga usah ngaco deh,lo itu pasti bisa sembuh,lo harus yakin
itu,tanamin itu dalam hati dan pikiran lo.. harus optimis sayang”
“sekalipun
gu udah berusaha,tapi kalo takdir berkata lain,kita mau apa?”
“jadi
lo mau ninggalin gue?”
“bukanya
gitu dit.. tapi,gue mau lo berusaha ikhlas kalo nantinya gue harus pergi
ninggalin lo selamanya”
“lo
ga boleh ngomong kaya gitu,gue yakin lo pasti sembuh” ujar adit meyakinkan
alisa seraya mencium tangan kekasihnya yang sejak tadi digenggamnya erat-erat.
sudah
beberapa hari ini alisa dirawat di rumah sakit karna penyakitnya yang sering
kumat-kumatan. alisa membutuhkan donor sum-sum tulang belakang untuk
kelangsungan hidupnya.
selama ini
hanya obat-obatan yang mebuat alisa bertahan hidup,hingga dia bosan dan jenuh
harus minum obat setiap hari.
“al..
gue boleh tanya sesuatu?”
“tanya
apa?”
“apa
lo bisa buat puisi?”
“puisi?
sejak kapan gue suka nulis adit? gue aja selalu ngambil dari internet kalo ada
tugas buat puisi.. emang kenapa sih dit?”
“engga..
ya siapa tau aja lo bisa buat,gue pengen dengerin lo baca puisi. tapi tenang
aja,kalo lo ga bisa buat puisi,nanti gue yang bakal bacain puisi-puisi indah
buat lo kapanpun lo mau..”
“ah..
so sweet bener pacar gue ini”
***
hal kemarin
membuat adit sadar bahwa selama ini bukan alisa yang mengirimi puisi-puisi
indah itu,namun orang lain. lalu siapakah gerangan yang memuja adit dengan
begitu puitisnya hingga tertuang dalam syair-syair indah itu?
pernah adit
mencoba untuk memergoki siapa sebenarnya pengirim puisi-puisi itu,namun
rencananya selalu gagal,dari mulai mengintip hingga memasang camera tersembunyi
di rumah nya sendiri.
“ah..nanti
jua pasti dia bosan dengan sendirinya,atau kalo emang dia penggemar gue,dia
pasti nyamperin gue kan..”
minggu depan
adalah anniversary adit dan alisa,adit ingin memberikan suprice untuk alisa
dengan menyiapkan tempat yang begitu romantis. adit menyiapkan meja dan dua
buah kursi di pinggir pantai,dia sudah meminta beberapa orang untuk membantunya
dalam penyusunan tempat dan persiapan makanan,cuaca pun sudah diprediksi bahwa
sore itu akan ada sunsheet,sehingga mereka dapat menyaksikan bergantinya sang
fajar dengan rembulan di angkasa yang luas itu.
pria dengan
umur yang sudah siap untuk meminang wanita ini berhasil menata rencananya
dengan sebaik mungkin. tanggal 19 pun tiba,adit dengan susah payahnya meminta
izin dari orang tua alisa dan rumah sakit untuk mengajak alisa pergi
keluar,walaupun harus di dampingi oleh tenaga medis,akhirnya alisa dapat duduk
di kursi yang telah dihiasi dengan indah oleh adit. sungguh pria romantis ini
menutup mata alisa dan menyodorkan mawar saat alisa membuka matanya dengan
kecupan di kening alisa dan “happy anniversary sayang,i love you”.
serasa
menjadi wanita paling bahagia alisa sore itu,mendengarkan adit membacakan
puisi-puisi untuk alisa dengan menyaksikan pemandangan begitu indah yang tlah
diciptakan oleh sang Pencipta.
alisa
terlihat begitu bahagia sore itu,dengan gaun putih yang telah dia pakai dan
rambut hitamnya yang terurai dihias dengan mahkota bunga. gadis yang umurnya
tervonis tak panjang lagi ini seakan lupa bahwa kematian ada di depan matanya
walaupun yang mengetahui hal itu hanyalah sang Pencipta.
“bagaimana
perasaan lo al..?? lo seneng ga sama kejutan yang gue kasih ini?”tanya adit
pada alisa dengan pandangan yang begitu lembut
“gue
bahkan ga tau harus bilang apa dit..ini terlalu istimewa untuk gue. lo jago
juga ya design acara ini..”
“gue
Cuma pengen buat lo bahagia al,walaupun ga mewah dan seromantis di film-film,”
“ini
udah lebih dari cukup dit,gue bahagia banget.. makasih ya dit,”
“sama-sama
sayang..”
“aduh..
dit,..”alisa mengeluh kesakitan
dengan cepat
tenaga medis yang ada di sana segera mendekat dan membawa alisa yang sudah
pingsan kembali ke rumah sakit,adit masih melongo menyaksikan hal yang tak dia
duga ini,penyakit alisa kambuh saat adit ingin mengutarakan hal yang hanya akan
dia ucapkan satu kali seumur hidupnya.
“dit..nunggu
apa lo? ayo cepet nyusul ke rumah sakit.!!”tegur dito dengan menepuk pundak
adit
“hah..??
iya,ayo kita susul” jawab adit dengan tergesa-gesa
***
bersamaan
dengan alisa yang tengah mendapat perawatan intensif,di samping nya ada seorang
perempuan yang juga tengah menjerit kesakitan karna mengalami kecelakaan yang
begitu parah.
adit yang
baru saja hadir di sana memandangi dua wanita yang berjejer kesakitan
itu,matanya tak asing melihat wanita di sebelah alisa yang mengenakan gaun
putih juga.
tak berapa
lama keduanya harus masuk ke dalam ruangan dana dit harus menunggu di luar,saat
masih genting dan bingung,adit dikagetkan dengan seorang perempuan dengan
pakaianya yang terbilang begitu rapih dan semacam detektif. dia datang dan
memberikan sebuah kaset DVD kepada adit.
sontak adit
kaget dan merasa bingung,kenapa wanita aneh dan tak dikenal itu tiba-tiba
memberikan sebuah kaset padanya.
“lo
siapa..??”
“itu
ga penting buat lo,yang penting lo segera puter kaset DVD ini”
“emang
ini kaset apa?”
“waktu
lo ga banyak dit,”
“apa
sih maksud lo..?”
dengan segera
adit ditarik keluar rumah sakit oleh teman-teman wanita misterius yang
menemuinya untuk meminta adit segera mengetahui isi kaset yang diberikan itu.
di warnet yang tak jauh dari rumah sakit,adit segera menyaksikan isi kaset yang
membuatnya harus di introgasi semacam buronan.
“haii adit...
kamu
masih inget ga sama aku? aku rara,gadis yang pernah kamu selamatkan waktu aku
hampir aja mati tertabrak kereta api. ya.. kamu lihat,apa yang sedang aku
lakukan sekarang? aku lagi nulis puisi. puisi-puisi ini setiap paginya aku
kirimkan ke seorang pria yang udah buat aku bertahan selama ini. pria itu
sangat baik,perhatian,tampan,dan romantis. pria itu adalah kamu dit..
aku
penggemar rahasia kamu,mungkin kamu selama ini ga tau siapa yang iseng suka
ngirim puisi-puisi yang bisa jadi kamu anggap sampah di depan pintu rumah kamu.
maaf ya udah ngotori kamar kamu dengan kertas-kertas yang isinya tulisan biasa
ini.
dit,kalau
kamu berfikir aku akan bosan menulis puisi-puisi ini untuk kamu,kamu salah. aku
ga akan pernah bosen,bahkan aku ingin terus menulis puisi untukmu walaupun kita
sudah berbeda alam nanti.
kamu
tau ga,aku setiap hari selalu lewat depan rumah kamu,setiap pagi buta aku
dengan sepeda unguku selalu melaju ke danau yang tempatnya ga jauh dari rumah
kamu,di pinggir danau itulah aku nulis puisi-puisi yang aku kirimkan ke kamu
itu. maklum,orang penyakitan.. berusaha memperpanjang umur walau hanya untuk
hitungan jari.
udah
hal biasa lagi ngeliat kamu dari kejauham,waktu kamu di kampus,kamu di
rumah,kamu main bola,bahkan ketika kamu harus kekunci di luar rumah karna papa
mamamu pergi. kamu lucu ya dit,kamu berbeda.
aku
pernah bermipi,kamu menemaniku menulis di pinggir danau ini..indah kan
tempatnya,jembatan kecil yang sedang aku tapaki ini,dialah saksi kala aku salah
menulis syair atau larik yang kiranya kurang indah untukmu.
sudah
seminggu ini surat-surat dariku kamu abaikan,kamu lagi sibuk ya untuk kejutan
pacar kamu? andai aja ya,aku jadi alisa,pasti aku akan meminta Tuhan untuk
menghentikan nafasku saat itu juga,saat aku bersamamu,hal terindah yang aku
inginkan dalam hidupku.
koleksi
foto tentang kamu juga ga kalah banyak dari koleksi yang dimiliki alisa,mungkin
kamu anggep aku lebay dit,tapi aku hanyalah seorang penggemar yang ingin
menghabiskan sisa hidupnya untuk meninggalkan kenangan indah untuk orang yang
disayanginya.
semoga
aja ya aku masih bisa lanjutin nulis puisi untuk kamu nantinya,video ini
sengaja aku buat untuk kamu dit. di danau ini,sepeda ini dan alat tulis ini
begitu berarti untuk aku,dan semua ini aku buat untuk kamu.
aku
juga pengen sebenernya dibacain puisi sama kamu,sama seperti kamu bacain puisi-puisi
aku ke alisa.
dit,kamu
bahagia ya sama alisa. perjuangin cinta kalian.. sampai kalian menikah,punya anak dan jadi
kakek nenek,semoga cinta kalian abadi,seabadi sayang aku ke kamu dit. tenang
aja,aku ga akan ganggu hubungan kalian kok,aku sadar aku siapa. salam manis dan
sayang dariku dit,dan ini persembahan puisi aku langsung buat kamu,bye...
rumput
segar yang kupandangi perlahan layu
mawar
yang ku tanam perlahan mati
kertas
yang hanyutkan di pinggir danau itu,hancur
melukis
wajahmu di arak awan
melayarkan
cinta yang tak pernah sampai ketepi hatimu
desir
ombak menghapus nama yang ku tulis dengan jariku dipasir putih
ini
negeri dongengku..
aku
sebagai permaisuri dan kau pangeranya
sia-sia
memang..
kisah
tanpa awal dan akhir,
kan
ku sisakan sedikit ragaku di sini
untuk
menemanimu kala ku rindu
hanya
kan kau tau setelah itu..
hingga gambar rara yang sejak tadi muncul di
layar komputer yang dipandangi oleh adit menghilang,adit masih saja terdiam
memandangi komputer depan matanya berharap gadis manis yang mengirimi puisi
untuknya itu muncul kembali dan menyapanya kembali. tak di sangka penggemarnya
adalah seorang yang lebih istimewa dari alisa.
seolah
tersadar dari diamnya,adit segera berlari untuk menemui rara yang tengah
berjuang antara hidup dan matinya,ternyata adit sudah terlambat,malaikat sudah
lebih dulu menjemput rara. adit yang datang terlambat itu hanya mampu
memandangi gadis manis yang pandai menulis puisi dan mewarnai hari-harinya yang
kini sudah tiada nyawanya.
“udahlah,lo udah terlambat. dia
kecelakaan saat berlari untuk melihat lo dan alisa di pinggir pantai. dia udah
ga ada,toh kalo dia hidup itu hanya akan menyiksa dia. penyakit nya semakin
hari hanya menyiksanya saja” ujar wanita misterius yang sejak tadi hanya
membuat adit jengkel
“kenapa lo ga pernah bilang sih ke
gua ra,kalo lo yang nulis puisi-puisi itu untuk gue? gue pasti akan sangat
seneng kalo ketemu lo” tangis adit dihadapan rara
“dia ga mau jadi pengganggu hubungan
lo sama alisa. sekarang lebih baik lo temuin alisa,dia udah sadar. dia selamat
dari masa kritisnya”sahut wanita yang berdiri tak jauh dari rara
adit yang tadinya lupa akan alisa segera
berlari keruang sebelah di mana alisa di rawat. keluarga alisa tampak bahagia
dan senang sekali karna anaknya mendapat donor sum-sum tulang belakang yang
akan menyambung hidup anak kesayanganya itu.
tak disangka,rara lah yang telah mendonorkan
sum-sum tulang belakangnya untuk kekasih adit.
adit kembali menemui rara lagi yang sudah di
bersihkan dan siap di kebumikan. adit mengeluarkan sebuah cincin dari kotak
yang dia kantongi dan dia persiapkan untuk alisa,namun dia menyematkan cincin
indah itu ke jari manis rara,seorang yang selama ini mencintainya.
“ra... lo bahagia ya di sana,gue
akan selalu inget semua puisi-puisi lo,makasih untuk syair-syair indah itu ra.
makasih udah mau mencintai gue,hingga lo harus mati karna berjuang melihat
anniv gue sama alisa. lo lebih pantas untuk memakai cincin ini ra. gue
janji,gue akan rajin dateng ke danau yang jadi tempat kenangan untuk lo. rhime
in peace rara”
***
semenjak itu,alisa menjadi sehat dan tidak
sakit-sakitan lagi. sedangkan adit hampir setiap pagi selalu mengunjungi danau
yang tak jauh dari rumahnya,di sana tergeletak alat tulis yang rara gunakan
untuk menulis puisi. mawar putih yang selalu rara hanyutkan ke air juga
dilakukan oleh adit.
semua puisi-puisi yang pernah di buat oleh
rara di bukukan oleh adit dan menjadi memoriam tersendiri untuknya sepanjang
kisah hidupnya sebelum akhirnya dia menyematkan cincin di jari alisa sebagai
pendamping nya seumur hidup di tanggal 19,setahun setelah meninggalnya rara.
rarapun mengerti mengapa adit begitu antusisas
memberi nama anak pertama mereka dengan nama rara,karna hidup rarpun
terselamatkan oleh rara.
pengorbanan terkadang lebih berarti dan indah
daripada harus berharap yang akhirnya hanya akan menyisakan luka dan kesakitan.
mencintai tak salah,hanya akan menjadi salah ketika kita harus terus memaksakan
mencintai orang yang ternyata cintanya tak untuk kita. akan ada masanya semua
penantian dan perjuangan terbalaskan,hanya saja waktu kadang lebih berpihak
pada orang lain terlebih dahulu.
semua
akan terungkap,terlihat dan tersimpulkan kala sudah berlalu,setelah itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar