Senin, 14 Juli 2014

kau akan tau,setelah itu..


setelah itu..

            “lagi-lagi ada kiriman puisi di depan pintu rumah gue ini..”ujar adit seraya memungut surat yang dibungkus dengan amplop warna yang isinya sudah dapat ditebak pasti puisi
sudah beberapa hari ini adit selalu mendapat kiriman puisi yang isinya selalu menyapa adit dengan kata pujangga yang menyambutnya setiap pagi.

            desus angin malam yang tlah lalu
            silih dengan percikan air yang mengabut di kala ganti
            daun berjatuhan tak sanggup menggantungkan diri
            harum mawar melayangkan wangi disudut meja tamu
            dan kembali puisi ku menghampirimu
            selamat pagi aditya ergie

            “gue heran,jangan-jangan ini ada seorang penulis,ngefans gitu ya sama gue? secara..setiap hari ngirimin puisi-puisi begini ke gue. tapi gue akui.. puisi-puisi ini indah,gue merasa tersanjung setiap ngebaca puisi-puisi ini” ucap adit sambil memandangi tumpukkan kertas yang ada di depanya
 bukan hanya setiap adit membuka pintu saat hendak berangkat kuliah,namun ketika tanggal merahpun selalu terselip surat di depan pintu rumah adit.

            “apa jangan-jangan,ini alisa yang membuat puisi-puisi ini? tapi kenapa dia ga langsung ngasih gue aja? kan enak..tinggal ngasih aja waktu ketemuan. mungkin karna dia malu kali ya sama gue?”
 adit justru berfikir bahwa alisa,pacarnya yang mengirimi puisi-puisi untuknya setiap pagi,baik hujan,panas,mendung,puisi itu selalu sampai di  depan pintu rumahnya.
            ***

            helai demi helai mawar ku terurai
            persis dengan halnya rambut yang kubuka ikatanya
            kata demi kata kususun namun jangan terurai
            untuk menitipkan salam dari lubuk kerinduanku
            selamat pagi pria yang membacanya

 puisi yang di baca adit dan telah dikirimkan untuk kesekian kalinya membuat adit semakin penasaran dengan pengirim surat tersebut.
kali ini adit memberanikan diri untuk menanyakan hal itu pada pacarnya,alisa yang sedang berbaring lemah di rumah sakit.

            “hai sayang.. gimana keadaan nya?”
            “seperti yang lo liat dit,gue ngerasa semakin hari semakin lemes dan waktu gue semakin deket..”
            “lo ngomong apa sih al? ga usah ngaco deh,lo itu pasti bisa sembuh,lo harus yakin itu,tanamin itu dalam hati dan pikiran lo.. harus optimis sayang”
            “sekalipun gu udah berusaha,tapi kalo takdir berkata lain,kita mau apa?”
            “jadi lo mau ninggalin gue?”
            “bukanya gitu dit.. tapi,gue mau lo berusaha ikhlas kalo nantinya gue harus pergi ninggalin lo selamanya”
            “lo ga boleh ngomong kaya gitu,gue yakin lo pasti sembuh” ujar adit meyakinkan alisa seraya mencium tangan kekasihnya yang sejak tadi digenggamnya erat-erat.
 sudah beberapa hari ini alisa dirawat di rumah sakit karna penyakitnya yang sering kumat-kumatan. alisa membutuhkan donor sum-sum tulang belakang untuk kelangsungan hidupnya.
 selama ini hanya obat-obatan yang mebuat alisa bertahan hidup,hingga dia bosan dan jenuh harus minum obat setiap hari.
            “al.. gue boleh tanya sesuatu?”
            “tanya apa?”
            “apa lo bisa buat puisi?”
            “puisi? sejak kapan gue suka nulis adit? gue aja selalu ngambil dari internet kalo ada tugas buat puisi.. emang kenapa sih dit?”
            “engga.. ya siapa tau aja lo bisa buat,gue pengen dengerin lo baca puisi. tapi tenang aja,kalo lo ga bisa buat puisi,nanti gue yang bakal bacain puisi-puisi indah buat lo kapanpun lo mau..”
            “ah.. so sweet bener pacar gue ini”
***

  hal kemarin membuat adit sadar bahwa selama ini bukan alisa yang mengirimi puisi-puisi indah itu,namun orang lain. lalu siapakah gerangan yang memuja adit dengan begitu puitisnya hingga tertuang dalam syair-syair indah itu?
 pernah adit mencoba untuk memergoki siapa sebenarnya pengirim puisi-puisi itu,namun rencananya selalu gagal,dari mulai mengintip hingga memasang camera tersembunyi di rumah nya sendiri.

            “ah..nanti jua pasti dia bosan dengan sendirinya,atau kalo emang dia penggemar gue,dia pasti nyamperin gue kan..”

  minggu depan adalah anniversary adit dan alisa,adit ingin memberikan suprice untuk alisa dengan menyiapkan tempat yang begitu romantis. adit menyiapkan meja dan dua buah kursi di pinggir pantai,dia sudah meminta beberapa orang untuk membantunya dalam penyusunan tempat dan persiapan makanan,cuaca pun sudah diprediksi bahwa sore itu akan ada sunsheet,sehingga mereka dapat menyaksikan bergantinya sang fajar dengan rembulan di angkasa yang luas itu.

 pria dengan umur yang sudah siap untuk meminang wanita ini berhasil menata rencananya dengan sebaik mungkin. tanggal 19 pun tiba,adit dengan susah payahnya meminta izin dari orang tua alisa dan rumah sakit untuk mengajak alisa pergi keluar,walaupun harus di dampingi oleh tenaga medis,akhirnya alisa dapat duduk di kursi yang telah dihiasi dengan indah oleh adit. sungguh pria romantis ini menutup mata alisa dan menyodorkan mawar saat alisa membuka matanya dengan kecupan di kening alisa dan “happy anniversary sayang,i love you”. 

 serasa menjadi wanita paling bahagia alisa sore itu,mendengarkan adit membacakan puisi-puisi untuk alisa dengan menyaksikan pemandangan begitu indah yang tlah diciptakan oleh sang Pencipta.
 alisa terlihat begitu bahagia sore itu,dengan gaun putih yang telah dia pakai dan rambut hitamnya yang terurai dihias dengan mahkota bunga. gadis yang umurnya tervonis tak panjang lagi ini seakan lupa bahwa kematian ada di depan matanya walaupun yang mengetahui hal itu hanyalah sang Pencipta.

            “bagaimana perasaan lo al..?? lo seneng ga sama kejutan yang gue kasih ini?”tanya adit pada alisa dengan pandangan yang begitu lembut
            “gue bahkan ga tau harus bilang apa dit..ini terlalu istimewa untuk gue. lo jago juga ya design acara ini..”
            “gue Cuma pengen buat lo bahagia al,walaupun ga mewah dan seromantis di film-film,”
            “ini udah lebih dari cukup dit,gue bahagia banget.. makasih ya dit,”
            “sama-sama sayang..”
            “aduh.. dit,..”alisa mengeluh kesakitan
 dengan cepat tenaga medis yang ada di sana segera mendekat dan membawa alisa yang sudah pingsan kembali ke rumah sakit,adit masih melongo menyaksikan hal yang tak dia duga ini,penyakit alisa kambuh saat adit ingin mengutarakan hal yang hanya akan dia ucapkan satu kali seumur hidupnya.
            “dit..nunggu apa lo? ayo cepet nyusul ke rumah sakit.!!”tegur dito dengan menepuk pundak adit
            “hah..?? iya,ayo kita susul” jawab adit dengan tergesa-gesa
***

 bersamaan dengan alisa yang tengah mendapat perawatan intensif,di samping nya ada seorang perempuan yang juga tengah menjerit kesakitan karna mengalami kecelakaan yang begitu parah.
 adit yang baru saja hadir di sana memandangi dua wanita yang berjejer kesakitan itu,matanya tak asing melihat wanita di sebelah alisa yang mengenakan gaun putih juga.

 tak berapa lama keduanya harus masuk ke dalam ruangan dana dit harus menunggu di luar,saat masih genting dan bingung,adit dikagetkan dengan seorang perempuan dengan pakaianya yang terbilang begitu rapih dan semacam detektif. dia datang dan memberikan sebuah kaset DVD kepada adit.
 sontak adit kaget dan merasa bingung,kenapa wanita aneh dan tak dikenal itu tiba-tiba memberikan sebuah kaset padanya.
            “lo siapa..??”
            “itu ga penting buat lo,yang penting lo segera puter kaset DVD ini”
            “emang ini kaset apa?”
            “waktu lo ga banyak dit,”
            “apa sih maksud lo..?”
 dengan segera adit ditarik keluar rumah sakit oleh teman-teman wanita misterius yang menemuinya untuk meminta adit segera mengetahui isi kaset yang diberikan itu. di warnet yang tak jauh dari rumah sakit,adit segera menyaksikan isi kaset yang membuatnya harus di introgasi semacam buronan.

            “haii adit...
kamu masih inget ga sama aku? aku rara,gadis yang pernah kamu selamatkan waktu aku hampir aja mati tertabrak kereta api. ya.. kamu lihat,apa yang sedang aku lakukan sekarang? aku lagi nulis puisi. puisi-puisi ini setiap paginya aku kirimkan ke seorang pria yang udah buat aku bertahan selama ini. pria itu sangat baik,perhatian,tampan,dan romantis. pria itu adalah kamu dit.. 

aku penggemar rahasia kamu,mungkin kamu selama ini ga tau siapa yang iseng suka ngirim puisi-puisi yang bisa jadi kamu anggap sampah di depan pintu rumah kamu. maaf ya udah ngotori kamar kamu dengan kertas-kertas yang isinya tulisan biasa ini.

dit,kalau kamu berfikir aku akan bosan menulis puisi-puisi ini untuk kamu,kamu salah. aku ga akan pernah bosen,bahkan aku ingin terus menulis puisi untukmu walaupun kita sudah berbeda alam nanti. 

kamu tau ga,aku setiap hari selalu lewat depan rumah kamu,setiap pagi buta aku dengan sepeda unguku selalu melaju ke danau yang tempatnya ga jauh dari rumah kamu,di pinggir danau itulah aku nulis puisi-puisi yang aku kirimkan ke kamu itu. maklum,orang penyakitan.. berusaha memperpanjang umur walau hanya untuk hitungan jari.

udah hal biasa lagi ngeliat kamu dari kejauham,waktu kamu di kampus,kamu di rumah,kamu main bola,bahkan ketika kamu harus kekunci di luar rumah karna papa mamamu pergi. kamu lucu ya dit,kamu berbeda.

aku pernah bermipi,kamu menemaniku menulis di pinggir danau ini..indah kan tempatnya,jembatan kecil yang sedang aku tapaki ini,dialah saksi kala aku salah menulis syair atau larik yang kiranya kurang indah untukmu.

sudah seminggu ini surat-surat dariku kamu abaikan,kamu lagi sibuk ya untuk kejutan pacar kamu? andai aja ya,aku jadi alisa,pasti aku akan meminta Tuhan untuk menghentikan nafasku saat itu juga,saat aku bersamamu,hal terindah yang aku inginkan dalam hidupku.

koleksi foto tentang kamu juga ga kalah banyak dari koleksi yang dimiliki alisa,mungkin kamu anggep aku lebay dit,tapi aku hanyalah seorang penggemar yang ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk meninggalkan kenangan indah untuk orang yang disayanginya.

semoga aja ya aku masih bisa lanjutin nulis puisi untuk kamu nantinya,video ini sengaja aku buat untuk kamu dit. di danau ini,sepeda ini dan alat tulis ini begitu berarti untuk aku,dan semua ini aku buat untuk kamu.
aku juga pengen sebenernya dibacain puisi sama kamu,sama seperti kamu bacain puisi-puisi aku ke alisa. 

dit,kamu bahagia ya sama alisa. perjuangin cinta kalian..  sampai kalian menikah,punya anak dan jadi kakek nenek,semoga cinta kalian abadi,seabadi sayang aku ke kamu dit. tenang aja,aku ga akan ganggu hubungan kalian kok,aku sadar aku siapa. salam manis dan sayang dariku dit,dan ini persembahan puisi aku langsung buat kamu,bye...

            rumput segar yang kupandangi perlahan layu
            mawar yang ku tanam perlahan mati
            kertas yang hanyutkan di pinggir danau itu,hancur
            melukis wajahmu di arak awan
            melayarkan cinta yang tak pernah sampai ketepi hatimu
            desir ombak menghapus nama yang ku tulis dengan jariku dipasir putih
            ini negeri dongengku..
            aku sebagai permaisuri dan kau pangeranya
            sia-sia memang..
            kisah tanpa awal dan akhir,
            kan ku sisakan sedikit ragaku di sini
            untuk menemanimu kala ku rindu
            hanya kan kau tau setelah itu..

 hingga gambar rara yang sejak tadi muncul di layar komputer yang dipandangi oleh adit menghilang,adit masih saja terdiam memandangi komputer depan matanya berharap gadis manis yang mengirimi puisi untuknya itu muncul kembali dan menyapanya kembali. tak di sangka penggemarnya adalah seorang yang lebih istimewa dari alisa.

seolah tersadar dari diamnya,adit segera berlari untuk menemui rara yang tengah berjuang antara hidup dan matinya,ternyata adit sudah terlambat,malaikat sudah lebih dulu menjemput rara. adit yang datang terlambat itu hanya mampu memandangi gadis manis yang pandai menulis puisi dan mewarnai hari-harinya yang kini sudah tiada nyawanya.

            “udahlah,lo udah terlambat. dia kecelakaan saat berlari untuk melihat lo dan alisa di pinggir pantai. dia udah ga ada,toh kalo dia hidup itu hanya akan menyiksa dia. penyakit nya semakin hari hanya menyiksanya saja” ujar wanita misterius yang sejak tadi hanya membuat adit jengkel

            “kenapa lo ga pernah bilang sih ke gua ra,kalo lo yang nulis puisi-puisi itu untuk gue? gue pasti akan sangat seneng kalo ketemu lo” tangis adit dihadapan rara

            “dia ga mau jadi pengganggu hubungan lo sama alisa. sekarang lebih baik lo temuin alisa,dia udah sadar. dia selamat dari masa kritisnya”sahut wanita yang berdiri tak jauh dari rara

 adit yang tadinya lupa akan alisa segera berlari keruang sebelah di mana alisa di rawat. keluarga alisa tampak bahagia dan senang sekali karna anaknya mendapat donor sum-sum tulang belakang yang akan menyambung hidup anak kesayanganya itu.
 tak disangka,rara lah yang telah mendonorkan sum-sum tulang belakangnya untuk kekasih adit.

 adit kembali menemui rara lagi yang sudah di bersihkan dan siap di kebumikan. adit mengeluarkan sebuah cincin dari kotak yang dia kantongi dan dia persiapkan untuk alisa,namun dia menyematkan cincin indah itu ke jari manis rara,seorang yang selama ini mencintainya.
            “ra... lo bahagia ya di sana,gue akan selalu inget semua puisi-puisi lo,makasih untuk syair-syair indah itu ra. makasih udah mau mencintai gue,hingga lo harus mati karna berjuang melihat anniv gue sama alisa. lo lebih pantas untuk memakai cincin ini ra. gue janji,gue akan rajin dateng ke danau yang jadi tempat kenangan untuk lo. rhime in peace rara”
***

 semenjak itu,alisa menjadi sehat dan tidak sakit-sakitan lagi. sedangkan adit hampir setiap pagi selalu mengunjungi danau yang tak jauh dari rumahnya,di sana tergeletak alat tulis yang rara gunakan untuk menulis puisi. mawar putih yang selalu rara hanyutkan ke air juga dilakukan oleh adit.
 semua puisi-puisi yang pernah di buat oleh rara di bukukan oleh adit dan menjadi memoriam tersendiri untuknya sepanjang kisah hidupnya sebelum akhirnya dia menyematkan cincin di jari alisa sebagai pendamping nya seumur hidup di tanggal 19,setahun setelah meninggalnya rara.
 rarapun mengerti mengapa adit begitu antusisas memberi nama anak pertama mereka dengan nama rara,karna hidup rarpun terselamatkan oleh rara.

 pengorbanan terkadang lebih berarti dan indah daripada harus berharap yang akhirnya hanya akan menyisakan luka dan kesakitan. mencintai tak salah,hanya akan menjadi salah ketika kita harus terus memaksakan mencintai orang yang ternyata cintanya tak untuk kita. akan ada masanya semua penantian dan perjuangan terbalaskan,hanya saja waktu kadang lebih berpihak pada orang lain terlebih dahulu.

semua akan terungkap,terlihat dan tersimpulkan kala sudah berlalu,setelah itu..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar