Jumat, 18 Juli 2014

Setiaku kau nodai



            “jadi gimana? Mau kuliah di mana dek?” tanya rendi pada april kekasihnya
            “aku belum tau mas.. mungkin masih tahun depan kulanjutkan kuliah ku” jawab april dengan polosnya
            “oh..minggu depan mas udah berangkat dek,mungkin ini pertemuan terakhir kita”
            “kok cepet amat mas..??”
            “iya dek,maafin mas ya.. di sana mas juga bakal jarang bisa ngehubungin kamu,karna pelatihan mas begitu ketat”
            “bagaimana dengan hubungan kita mas?”
            “ya pastinya masih berlanjut lah dek,mas ga mau kehilangan kamu. Kamu Cuma satu-satunya milik mas,mas janji,mas pasti bakal setia di sana,mas akan selalu merindukan kamu dek”
            “mas jaga diri baik-baik ya di sana. Aku yakin mas pasti jadi orang yang sukses nantinya,”
            “iya dek,mas janji saat mas sudah sukses nanti,mas pulang dan akan meminang kamu”
            “mas janji?”
            “iya,mas janji”
Begitulah percakapan kedua insan yang tengah bercumbu dalam pertemuan terakhirnya di bawah sebuah pohon rindang yang tak jauh dari pantai. Duduk di bangku yang di design untuk pasangan yang senang hadir ke tempat itu untuk menghabiskan waktunya bersama orang terkasih.
Biasanya setiap sore pantai itu ramai dikunjungi oleh remaja-remaja yang tak mau ketinggalan menyaksikan terbenamnya matahari di ufuk barat.

Tak jarang juga tempat yang dikenal asik itu di pakai oleh orang-orang nakal yang melakukan hubungan terlarang di setiap semak yang jauh dari jangkauan orang.

Hari itu,minggu pagi,seperti biasa april dan rendi jalan-jalan dengan mengendarai motor beat merah rendi. Walaupun hanya dengan menggunakan motor beat,namun april merasa sangat nyaman dengan rendi. Jangankan itu,jika mereka harus pergi dengan mengendarai sepeda,hal itu sudah sangat membuat iri wanita-wanita lain di daerah itu.

Rendi dan april adalah sepasang kekasih yang akan terpisahkan oleh jarak dan waktu,rendi yang memutuskan untuk mengikuti pelatihan TNI di Surabaya harus meninggalkan april,bunga desa di daerah itu yang baru saja lulus SMA dan masih bimbang untuk melanjutkan kuliahnya.
Keduanya berasal dari keluarga yang berbeda,april hanyalah anak dari keluarga yang biasa-biasa saja,sedangkan rendi berasal dari keluarga terpandang di daerah itu. Tak jarang banyak wanita yang menggodai rendi karna ketampanan dan kekayaanya.

            “belum jadi TNI aja udah di gandrungi banyak cewek,gimana kalo udah jadi TNI ya..??” tanya april dalam hati yang mulai khawatir akan kekasihnya yang menjadi rebutan setiap wanita. Tak jarang april harus menelan rasa sakit karna wanita-wanita lain lebih perhatian pada kekasihnya,dengan dandan begitu cantik dan sexy serta melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian rendi.
***
Hari itu sang fajar terlambat menampakkan dirinya di angkasa timur,sementara orang-orang masih bermalas-malasan untuk bangun dan bekerja. Maklum semalaman hujan deras sehingga jalanan masih basah dan kabut pagi itu sangat pekat sehingga menyelubungi setiap insan yang melaluinya.

Jalan setapak yang menjadi saksi perjalanan setiap warga daerah itu akan menjadi bukti keberangkatan seorang pria yang hendak mengejar cita-citanya ke luar kota dengan meninggalkan cinta yang sudah dia tanam sejak masa nya SMA. 

 Tiba pada hari kepergian rendi,namun hari itu april tidak dapat mengantarkan kepergianya dan untuk sekedar berpamitan karna dia harus mengurusi ibunya yang sedang terbaring sakit hari itu dan tidak bisa ditinggalkan. 

            “maafin aku ya mas,maafin aku ga bisa nganterin kamu ke terminal,semoga kamu jadi orang yang sukses dan berhasil. Kamu bisa banggain kedua orang tua kamu dan semua orang yang menyayangimu,termasuk aku.”ucap april dengan  mengusap-usap foto yang dibingkai dan tertetesi air mata april karna kesedihanya tak bisa mengantarkan kepergian kekasihnya.

masih saja april duduk termenung memandangi foto kekasihnya yang sudah pergi ke medan perjuangan demi mengunjungi sang cita-cita. tak dia sangka harus menalami kisah LDR.
Namun sudah hal wajar bagi pria untuk menyeleweng dari pasanganya,selama di pelatihan ternyata rendi memiliki banyak kekasih dan tentu saja melupakan april yang hanya seorang gadis desa yang polos dan belum jelas masa depannya.
kabar dari rendi untuk april pun mulai menghilang dan cinta yang ingin mereka perjuangkan sampai mati tampaknya sudah mulai memudar. 

sepeninggal rendi,april rajin untuk membawa hp nya,berharap sewaktu-waktu rendi menelfonnya,april tidak telat untuk mengangkat. namun entah ada apa,sudah beberapa minggu ini rendi tidak memberikan kabar pada april hingga membuat april cemas dan khawatir.
sms yang dikirim april pun tak pernah di balas oleh rendi,april pernah mencoba menanyakan hal itu pada saudara rendi yang juga sepantaran dengannya.
            “gin...kok mas rendi sekarang ga pernah ngasih kabar ya?”
            “gina juga ga tau mba,mungkin dia lagi sibuk to.. tau sendiri gimana pelatihanya di sana,katanya ketat segala macem”
            “biasanya dia selalu nyempetin waktu buat ngasih kabar ke aku gin,tapi sudah hampir 3 bulan ini dia sama sekali tidak ada kabar”
            “mba yang sabar ya,jangan berfikir yang aneh-aneh dulu. kan mas rendi udah janji untuk mba april,”
            “iya gin,aku inget kok janji dia. berarti masih 7 tahun lagi dia pulang,saat umurku 26tahun” wajah april tampak mulai lesu
            “mba april takut ga mampu ya untuk bertahan menunggu mas rendi?”
            “bukan nya gitu gin,aku hanya takut kalau nantinya orang tuaku menjodohkanku dengan pria lain”
            “kalau emang mba april bener-bener sayang sama amas rendi,ya  mba harus bertahan.”
            “iya gin,aku pasti setia kok”
***
hari demi hari di lalui oleh april tanpa kabar dari pria yang dia cintai dan dia anggap kekasih itu. tak mau menjadi gadis yang bodoh,april diam-diam memiliki situs media sosial yang dia gunakan untuk melihat setiap postingan rendi. 

            “oh..jadi selama ini mas rendi sudah punya pacar baru di sana? pantes aja selama ini sms,telfon,surat dariku ga pernah di gubris sama dia” ujar april jengkel

bukan lagi gadis polos yang bisa di kibuli oleh rendi,kini april sudah mulai meniti hidup baru,dia tak lagi tinggal di desa nya,namun dia tinggal bersama saudaranya di jawa untuk melanjutkan kuliahnya.

            “kamu kenapa pril?” tanya anis menegurnya
            “ga papa kok nis,Cuma kecewa aja sama cowokku. ternyata selama ini dia udah punya pacar baru di sana.”
            “ya ampun april..udah biasa lagi kalo kaya gitu,apalagi cowok kamu bakal jadi TNI. udahlah,jangan kamu tangisi,ga ada guna,lebih baik kamu tunjukkin ke dia kalau kamu juga bisa sukses,kamu mampu untuk berdiri menjadi wanita karir”
            “tapi aku masih ga percaya nis..”
            “ya harus percaya lah,dia pasti sekarang udah lupa sama kamu pril. kamu kenapa ga Add dia di facebook,biar dia tau kalau kamu udah tau semua tentang dia di sana”
            “nanti nis,nanti ada saatnya,bukan sekarang. aku belum mau Add dia,biar aku tau sejauh mana dia mau main api sama aku”
            “yaudah,itu sih tergantung kamunya sendiri. jangan terlalu berharap dan percaya sama  cowok kaya gitu pril. kadang dia hanya memainkan cewek saja”
memang benar ujar si anis pada april bahwa rendi hanya sekedar memainkan cewek saja. karna rendi sendiri mengutarakan hal itu pada teman  sekamarnya,tio.
            “jadi gimana tuh cewek kamu yang di desa?”
            “ala..aku biarin aja. udah bosen,pacaran dari SMA. dia polos banget. bahkan ya,dulu itu pernah waktu jalan sama dia,dia pake baju baru nya mungkin,tapi bandrol harga nya belum di lepas. bisa dibayangin kan gimana malunya aku waktu itu.”
            “haha.. ya ampun,polos apa bego sih cewek kamu itu?”
            “aku juga ga tau yo,dia it terlalu polos memang. terlalu mudah di gampangi,aku punya cewek di desa itu juga dia ga tau coba. udah cinta mati mungkin tuh cewek sama aku..”
            “lah,,kamu sayang beneran ga sama dia?”
            “sayang? aku juga bingung yo,kayanya waktu di awal-awal dulu aja deh sayangnya,sekarang kan udah ada si mei sama chio..haha..”
            “gila kamu ren..playboy cap kadal”
            “wajar yo,namanya juga cowok ganteng. apalagi kita masih lama selesainya,bayangin aja,april harus menunggu aku 7 tahun sejak keberangkatanku,apa ya dia mampu? mungkin-mungkin juga sudah menikah karna hamil duluan”
            “weiishh.. mulut kamu ren. jangan sembarang ngomong kamu. kalau kenyataanya nanti dia mampu bertahan nungguin kamu,mau ngomong apa kamu? kamu mau pulang bawa bini trus ngenalin ke dia gitu? bisa di gantung hidup-hidup mungkin kamu sama dia”
            “tio.. dia itu Cuma cewek polos lulusan SMA,di desa pula. udahlah,ga mungkin dia ngelakuin hal sefrontal itu. lagi pula ga pernah aku anggep selama ini,ga aku kasih kabar,surat-suratnya aja udah aku buang sebelum aku baca”
            “gila emang kamu ren.. gila. awas karma..”
            “eh..kok kamu jadi ngumpahin gitu sih yo”
            “kan Cuma mengingatkan aja ren,sebagai sahabat yang baik”
            “oh..ya deh iya”
***
bulan yang indah penuh anugerah mengampiri wanita-wanita cantik nan mulia tugasnya yang mengenakan pakaian kesuksesanya dalam barisan yang tersusun rapi. bunga-bunga mawar yang harum tersusun indah di setiap pinggir jalan yang nantinya akan di berikan pada sang kekasih yang menempuh hari suksesnya.

berjalan di atas kain merah dengan memakai high heels dan kebaya ungu yang membuat dirinya terlihat semakin cantik ditambah sanggul yang menghiasi kepalanya,april yang datang tanpa gandengan seperti teman-teman yang lainya menyambut toga kesuksesanya dengan penuh senyuman taburan kebahagiaan. walaupun dalam hatinya terbesit angan untuk merasakan bahagianya jika di hari wisuda nya rendi datang dan memberinya bunga serta ucapan selamat. namun hal itu hanya di anggap lalat lalu oleh april,karna banyak pria yang  datang untuk membawakan nya bunga hari itu walaupun mereka bukan kekasihnya.
bangga bisa lulus kuliah dengan gelar yang akan mengharumkan namanya di suatu hari nanti.

            “selamat ya pril,untuk Amd.Keb nya,sukses selalu..”
            “iya nis,makasih ya. selamat juga buat kamu. cie yang dateng sama calon suami”
            “hehe..iya pril,namanya tyo,dia juga TNI kaya cowok kamu. ups..maaf pril,kaya rendi maksudnya..tapi dia ijin demi dateng ke acara wisuda kita ini”
            “em gitu..iya ga papa lagi nis,aku biasa aja. lagi pula,kedua orang tua ku bisa dateng aja aku udah seneng banget.”
            “kamu ga kepikiran untuk cari pengganti rendi?”
            “aku belum kepikiran untuk hal itu nis”
            “sampai kapan kamu mau setia sama buaya kaya gitu?”
            “sampai aku bisa ngadalin dia,haha..”
            “emang ya nis,cewek itu rentan terkena diabetes,karna sering menelan janji manis..haha”
tak disangka,hari wisuda itu mempertemukan tyo dan april,namun tyo masih belum menyadari bahwa rendi yang april maksud adalah rendi teman sekamarnya sendiri.
            “liat sih foto wisuda pacar kamu..ciee..”ledek rendi
            “nih.. ini cewek ku,dan ini temanya,april namanya...” ujar tyo dengan menunjukkan foto dan mengenalkan orang-orang yang ada di foto itu
            “siapa kamu bilang..??”
            “april. kenapa ren”
            “siapa nama lengkapnya?”
            “kalo ga salah sih,apriliana nurulwahyu
            “kamu yakin? ga salah namanya?”
            “yakin lah,ada apa sih ren?’
            “tapi ga mungkin” sahut rendi sambil menjauh dari foto yang di pegangi tyo
            “heh..ga usah gila deh. kenapa sama april? iya emang dia cantik,terus kenapa? mau kamu gebet juga?”
            “dia.... dia cewek ku yang di desa yo”
            “hah? ga mungkin lah,dia tinggal di jawa ren. lah desa kamu kan di sumatra”
malam itu rendi di buat bingung setengah mati oleh tyo karna foto yang dia tunjukkan. rendi masih tidak percaya jika cewek yang berada dalam foto itu adalah kekasihnya yang di desa,april. karna setau rendi,april hanyalah cewek desa yang jauh dari keramaian dan sangat polos,sedangkan cewek yang dia lihat dalam foto tersebut begitu cantik dan mempesona dengan busana wisudanya yang menunjukkan bahwa dia telah menjadi seorang bidan.

seakan baru terbangun dari tidurnya,selama ini ternyata rendi berteman dengan april di facebook,dia melihat foto april yang muncul di berandanya dengan busana wisuda yang persis ditunjukkan oleh tyo padanya. wanita tersebut dengan nama aprilia nurulwahyu. ya,tak salah lagi,dia adalah april kekasih rendi yang dari dulu dia nodai kesetiannya.

tanpa pikir panjang lagi,rendi segera menghubungi contac person yang tercantum di facebook april. rendi meminta untuk bertemu dengan april,dan ingin memperbaiki hubungan mereka. april pun menyetujiu permintaan rendi yang sudah bertahun-tahun hilang tanpa kabar dan jejak.

minggu pagi di pinggir pantai parang tritis,rendi yang mengenakan kaos merahnya menunggu kedatangan april,dia bingung harus berkata apa pada april,dan masih ragu apakah benar bahwa itu april gadis desa di mana dia tinggal dulu. tak berapa lama tampak dari kejauhan seorang wanita sedang berjalan ke arah rendi dengan pakaian yang tak begitu mewah namun menawan dan begitu cantik. rambutnya yang beterbangan karna tertiup angin membuat dia tampak seperti model yang sedang melaksanakan photosesion.

            “hei..”ujar april mengagetkan rendi yang masih terpesona akan april
            “oh..hay. april ya?”
            “iya,mas rendi ya?”
            “kamu masih ingat denganku dek?”
            “harusnya aku yang tanya begitu”
            “dek.. mas minta maaf,bukan maksud mas untuk ga dateng di acara wisuda kamu,tapi mas..”pembicaraaan rendi segera di potong oleh april
            “mas bahkan ga tau kalau aku tinggal di jawa dan melanjutkan kuliah kebidanan,iya kan?”
            “dek,maaf beribu maaf. mas ga bisa menghubungi kamu,waktu itu nomor kamu hilang dek”
            “alasan mas itu kaya nasi yang dididemin dua hari,basi mas. selama ini mas mengabaikan surah-suratku kan,padahal di sana aku selalu menulis setiap hal yang aku lakuin. mulai dari aku di suruh ibu pindah ke jawa karna akan di lamar oleh juragan desa sebelah,dari aku mulai mendaftar kuliah,masa ospek ku,sampai aku akhirnya tau kalau ternyata mass sudah punya pacar baru di sana.. selama ini mas kemana aja? pasti juga udah lupa kan sama aku,iyalah,aku bukan siapa-siapa. hanya gadis desa bodoh yang cupu dan terlalu polos. dulu aku pernah menulis surat bahwa aku ingin mengunjungi mas nantinya kalau sudah tinggal di jawa,karna pasti dekat jaraknya,tak sejauh ini,namun semua itu udah lalu,seperti berlalu nya suratitu di hadapan mas rendi.  tapi mas tenang aja,aku ga ngingkarin janji aku kok,aku selama ini tetep setia sama mas,tanpa sedikitpun menodai setia itu”
            “april.. mas ga tau harus ngomong apa lagi,mas mau kita perbaiki hubungan ini ya?”
            “semudah itu? sejak 4 tahun mas hancurkan hubungan ini,dengan mudahnya ingin memperbaiki semuanya setelah aku jatuh bangun memperjuangkan semuanya sendiri. jangan karna aku udah sukses mas,mas kembali lagi ke aku. jadi kalo aku masih tetap jadi april yang tinggal di desa,mas ga bakal kan nemuin aku kaya gini?”
            “bukan begitu dek,mas janji mas akan berubah.. mas ga mau kehilangan kamu dek” pinta rendi dengan berlutut dihadapan rendi memohon untuk mau memaafkan nya.
            “dari bertahun-tahun penantianku dan segala kesakitan yang aku terima dari semua kelakuan kamu yang menyelewengi janji-janji manis kamu,di balas dengan berlutut dan mohon maaf dalam waktu lima menit? maaf mas..aku bukan april yang dulu”
            “jadi kamu ga mau maafin aku dek..??”
            “aku mau kita putus,akhiri semua hubungan ini mas. kan kamu udah punya pacar-pacar yang lain,yang lebih pantas kamu perjuangkan daripada aaku.iya kan?”
            “tapi aku ga mau dek,aku ga bakal mutusin kamu. apapun itu alasan nya,aku mau perjuangin cinta kita sampai takdir yang memisahkan kita. sekalipun aku yang nantinya harus mati duluan”
            “aku ga perduli. aku mau lanjutin karir aku,aku mau kerja dan pengen punya rumah sakit bersalin sendiri nantinya. udah,lebih baik mas tinggalin aku aja. aku bisa kok cari kekasih yang lain,yang bisa menjanjikan kesetiaan yang sebenarnya”
            “demi apapun aku bakal buktiin ke kamu kalau aku bakal pulang dengan pangkat perwira dan melamar kamu”
            “mas itu masih 3 tahun lagi baru bisa keluar dari surabaya,jangan dulu membayangkan akan keluar dan melamar aku,karna bisa jadi aku sudah menikah terlebih dahulu dengan orang lain”
            “kamu tega dek..??”
            “kamu aja tega,kenapa aku ga..??”
            “dek.. kan mas udah minta maaf,mas mau buktiin ke kamu,bahwa aku akan berjuang untuk kamu,sekalipun kamu acuhin seperti ini,aku bakal merjuangin kamu.”
            “aku pamit mas,aku ga bisa lama-lama di sini..”ucap april seraya melangkah pergi meninggalkan rendi tanpa alasan
            “aku bakal buktiin ke kamu april,dan aku akan terus berjuang sampai titik penghabisan..sekalipun janur kuning udah melengkung,aku ga peduli”teriak rendi pada april yang menandakan rendi tak mau kehilangan april

kini rendi baru benar-benar menyadari semuanya,selama ini dia selalu menyakiti april dengan menyeleweng sana-sini,sedangkan april masih tetap memegang janji setianya hingga bertahun-tahun dengan hal yang tidak pasti.

tak sedikit lelaki yang di tolak oleh april,walaupun datang dengan jabatan dan pangkat yang menjanjikan kehidupan yang bahagia. april lebih memilih untuk bahagia dengan hasil keringatnya sendiri.

setelah pertemuan itu,rendi memutuskan untuk meninggalkan semua pacar-pacarnya dan kembali lagi pada april yang telah memutuskannya. rendi selalu memberikan perhatian pada april lebih dari sebelum mereka berpisah. banyak kejutan-kejutan yang diberikan rendi pada april walaupun tempat mereka yang berbeda. namun kini april yang justru berbalik sikap dengan membiarkan rendi,dia tidak mempedulikan segala tindakan rendi dan perhatian-perhatian rendi. 

mungkin sakit hati april yang belum usai akan penghianatan rendi selama ini. hanya satu hal yang membuat dia terpaku saat itu ketika sms dari rendi masuk dan berkata bahwa dia akan mengikuti perang serangan negara lain,sehingga rendi harus ikut perang. rendi meminta doa dari april agar dia masih bisa pulang dan menyapa nya dengan setiap kejutan-kejutan yang beraneka ragam.
hal itu tentu membuat april khawatir,walaupun selama ini dia selalu mengacuhkan rendi.sudah 2 tahun belakangan ini rendi tampak begitu aktif dengan segala usaha keras untuk meluluhkan hati april kembali. 

memang sampai saat ini april belum menikah,karna masih ada rendi di hatinya yang selalu dia sembunyikan dari semua orang dengan alasan bahwa ingin membahagiakan orang tuanya terlebih dahulu,mungkin dia lupa bahwa dia sudah menjadi wanita yang sukses dan orang tuanya sudah cukup bahagia dengan semua itu.

selama rendi pergi,april sering merasa was-was dan khawatir akan keselamatan rendi. sikap cueknya selama ini tak bisa menutupi bahwa sebenarnya rasa sayangnya ke rendi masih begitu besar,tak berbeda seperti saat mereka kenal dulu.
***
            “kriiinngg....”bunyi dering hp april
            “halo..”
            “pril,buruan nonton tv,liat berita,penting”
            “ada apa sih nis?”
            “udah,ga usah banyak tanya. bye”
april yang bingung dengan anis tak mau banyak tanya dan segera menyalakan televisinya,meraih remote untuk mencari chanel yang menampilkan berita. sesuatu hal yang begitu tragis harus dia saksikan. pria dengan nama rendi dinyatakan gugur dalam medan perang karna tertembak oleh serangan musuh.

menyaksikan hal itu,april lemas dan seolah tak berdaya. tak di sadari bahwa air matanya talah membasuh seluruh pipi dan bajunya. 

dia merasa kehilangan dan menyesal telah mengabaikan rendi selama ini,kini rendi telah gugur di medan perang dengan meninggalkan penyesalan yang begitu tinggi pada april.

            “kamu janji mau nikahin aku,kamu janji mau ngewujudin semua mimpi-mimpi kita,tapi kamu ingkari semua itu,kamu pergi tanpa perpisahan,kamu jahat..!!”

hari-hari yang di lalui april kini semakin membunuhnya,kesepian yang memuncak di usia nya yang terbilang sudah matang untuk menikah harus terombang-ambing oleh derasnya arus pilu kehidupan.
april memutuskan untuk pulang ke desanya dan mencoba membuka praktek di desa kelahiranya yang telah membesarkannya. kepulanganya yang di iringi dengan kesedihan mengundang beribu pertanyaan warga setempat sana.

kembali mengunjungi kursi di pinggir pantai yang pernah menjadi saksi cinta april dan rendi saat mereka masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
duduk termenung sendirian dan mengenangkisah-kisah yang harus dipendamnya dalam-dalam karna memang rendi sudah tiada. tak ada yang mengerti dan mampu memahami perasaanya saat itu,harus kehilangan orang yang dia sayangi sekalipun telah menorehkan luka di hatinya.

saat masih terbawa suasana hatinya yang begitu galau,tiba-tiba muncul sebuah mawar di depan matanya yang di ulurkan seseorang dari belakang tubuhnya. saat dia membalikkan badannya,dia seperti mengalami hal yang membuatnya tak percaya. antara mimpi dan nyata karna dia sedang bertatapan mata dengan seseorang  yang telah dianggap mati dan yang seharunya dia kubur dalam-dalam.
            “aku harusnya ga pernah memikirkan kamu lagi,hingga kini aku masih beranggapan bahwa kamu masih hidup. pergilah.. tenanglah kamu di sana,”
            “kamu ngomong apa sih bu bidanku sayang.?? ini aku,aku datang membawa janjiku untuk menjadi pendampingmu”
            “engga..kamu sudah mati di medan perang,ini bukan kamu kan,ini bukan rendi”
            “hey.. wanita cantikku,rendi yang meninggal di medan perang itu rendi sudira,ini aku rendi verlanda”
            “jadi kamu selamat dari medan perang itu?”
            “iya,karna aku mau buktiin semua perkataan ku,aku mau nepatin janji aku dan menebus semua kesalahan-kesalahan aku ke kamu”
rendi mengeluarkan kotak kecil yang isinya adalah dua buah benda yang akan di sematkan di jari manis april untuk di nyatakan sebagai pendamping hidupnya.
            “will you marry me,april?”
            “yes, i will..” jawab april tanpa ragu lagi dan mengajukan jarinya untuk di semati cincin yang di bawa oleh rendi
seolah tak percaya akan jawaban april dan takut kalau april akan berubah pikiran,rendi segera memakaikan cincin yang dia bawa di jari april.
            “aku sudah menyiapkan semuanya untukmu sayang,”
keesokan harinya rendi datang ke rumah april dengan membawa rombongan untuk melakukan resepsi pernikahanya dengan gadis pujaanya.

ya,akhir dari kisah mereka ketika mereka bisa bersatu dan bisa menjalin hubungan dengan penuh cinta dan kasih sayang dengan gelar yang sudah mereka miliki masing-masing. duduk bersanding di sebuah kursi yang di hias dengan penuh nuansa cinta dengan di banjiri tamu-tamu yang merupakan orang-orang penting,termasuk tyo dan anis yang juga sudah menikah terlebih dahulu.


           


Kamis, 17 Juli 2014

kado terindah imah



            “mak.. emak ini emang ga pernah tau gimana rasanya jadi imah,karna emang emak ga pernah punya mimpi seperti yang imah mimpiin..” bentak imah pada ibunya yang sedang sibuk meniup bara dalam tungku dengan bambu tua untuk memasak air

            “sabar lah mah.. emak dan bapakmu juga sedang berusaha untuk membelikan baju yang kamu mau itu..” jawab ibunya dengan lembut

 keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah,ibu dan satu anak perempuan,tinggal di daerah terpencil yang berada di pinggiran hutan. tak mau terbilang udik,sang anak selalu menuntut orang tua nya untuk menuruti setiap kemauanya. 

imah selalu menyamakan dirinya dengan gadis-gadis yang dia tonton dalam tv setiap dia menyaksikan FTV di balai desa,karna hanya ada satu tv di desa mereka. tak boleh tertinggal satu haripun bagi imah untuk menonton sinetron. bagaimana tidak,imah tidak memiliki pekerjaan apapun di rumahnya sehingga waktunya selalu dia habiskan untuk kelayaban.
dengan umur 20 tahun,gadis lulusan SMP ini hanya terus mengandalkan orang tuanya. untuk mencoba mencari pekerjaan pun tak pernah terlintas di pikiranya. 

            “ogah susah!!” itu lah ucapanya yang selalu dia ucapkan
***
            “hai mah.. kamu sudah punya baju seperti di sinetron yang kita tonton kemarin malem itu belum??” tanya ola salah satu teman imah di desa itu

            “belum la,emak ku belum punya duit. kamu udah kepassar?”

            “udah dong,aku beli di anterin pacar ku mah,maklum kan desa kita jauh dari pasar”

            “wah..pasti seneng ya kamu.”

            “siapa sih yang ga seneng mah,bajunya bagus. aku pake nanti pas hajatanya si nuri”

            “aku ga tau bakal dateng atau engga la”

            “kok gitu mah..??”

            “aku ga punya baju yang bagus la”

            “kan bisa pake baju yang lain mah..”

            “liat nanti aja la,”

imah tidak mau terlihat kuper atau biasa saja di depan teman-temanya yang lain,apalagi di depan cowok-cowok di desa itu. sebenarnya dia cantik,dan menarik,namun sifat dia yang membuat setiap lelaki malas untuk mendekatinya. malas,judes,angkuh dan egois,itulah sifat-sifat imah yang tidak pernah berubah.

            “buka pake apa hari ini mak..??” tanya imah pada wanita separuh baya yang tengah menjemur nasi aking di belakang rumahnya

            “buka pakai makanan seadanya aja ya nak..” jawab ibunya pelan

            “trus kapan sih mak kita makan enak?”

            “nanti kalo sudah ada rejeki pasti bisa makan enak imah..”sahut bapaknya

            “bapak sama emak ini terlalu udik atau gimana sih? ga liat apa,tetangga-tetangga kita? bisa makan pake lauk ayam,sedangakan kita setiap hari Cuma nasi sambel aja,bosen tau. makanan ga ada gizinya,ga bermutu pula. cuiih...” 

 begitulah ucapan yang sering dilontarkan oleh imah pada kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah untuk menafkahinya selama ini. tak pernah besar memang penghasilan mereka,cukup untuk membeli beras dan membayar hutang saja sudah sangat di syukuri oleh mereka.

tak pernah mengeluh untuk menghadapi sikap anak semata wayangnya itu,mereka tetap sabar dan berlapang dada menerima setiap perlakuan imah. Pernah dulu sesekali ibunya menawarkan pada imah agar bekerja untuk mencari penghasilan,namun imah tak pernah mau untuk menanggapi permintaan ibunya itu. dia memilih untuk diam di rumah dan menonton tv bersama teman-temanya di balai desa.

            “mak,lusa si nuri hajatan,aku di undang suruh dateng. aku ga akan dateng kalo ga pake baju yang bagus. jadi aku ga mau tau,pokoknya besok aku harus ke pasar untuk beli baju bagus.” sentak imah pagi-pagi menegek ibunya untuk membeli baju baru

            “kenapa tidak pake baju yan lain sih mah? emak kan belum punya duit”

            “ala.. imah ga mau tau. entah gimana caranya,imah ga mau keliatan jelek di depan mereka semua”

            “uang emak kemarin udah emak pakai untuk bayar utang ke mpok sinah,jadi sekarang emak ga punya uang lagi”

            “bapak? kan bapak juga kerja”

            “hasil dari bapakmu juga udah di pakai untuk beli asbes untuk memperbaiki atap kita yang selalu bocor kalo ujan”

            “emak sama bapak ini selalu ada aja alesan. bilang aja kalo bapak sama emak ini udah ga sayang lagi sama imah.sekalian aja mak,pak,buang imah.. taro imah di panti asuhan,biar emak sama bapak ga repot-repot ngurusin imah”

            “jangan ngomong gitu imah.. bukanya emak sama bapak itu ga mau ngurusin kamu nak,tapi emang emak sama bapak orang ga mampu,buat makan aja kita susah”

            “pokoknya imah ga mau tau mak,pak,mau utang ato gimanalah,yang penting besok imah mau kepasar beli baju bagus”

            “tapi mah..”belum selesai ibunya berbicara,imah sudah menyahut terlebih dahulu

            “kalo emak sama bapak ga ngasih uang untuk imah,imah bakal pergi dari rumah. titik!!!”

 hari itu juga ibu dan bapak imah harus membanting tulang untuk memenuhi keinginan anaknya,di bulan puasa dengan terik matahari yang membakar kulit mereka,keringat sudah bagaikan air yang memandikan mereka,ribuan jejak mereka ukir di sepanjang jalan walau kadang harus tersandung dan tertusuk duri di semak-semak karna tak memakai alas kaki,semua hal itu tak mereka pedulikan,demi membuat anaknya bahagia.

bapaknya yang hanya bekerja sebagai tukang jual kayu bakar,hari itu harus mampu untuk menghasilkan uang lima kali lipat dari yang biasa dia dapatkan. dengan sisa tenaga yang dia punya,untuk menjual hasil berburunya ke pasar demi lembar uang.

ibunya juga tampak begitu semangat untuk mengumpulkan barang-barang bekas di setiap sudut rumah,maklum..pekerjaan nya hanyalah seorang pengepul barang bekas,atau bahasa kasarnya dengan pemulung. hasil yang tak seberapa itu harus dia relakan hanya demi sebuah baju bagus agar anaknya tidak malu untuk hadir di acara pernikahan temanya.

matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat menandakan malam hampi datang,burung-burung nampak berterbangan menuju sangkarnya dan sepasang orang yang sudah tidak muda lagi ini masih bergulat dengan nasib untuk mencari uang. adzan magrib pun terdengar oleh mereka yang berada di pinggiran hutan. 

            “alhamdullilah..”ucap bapak imah

            “iya ya pak,hari ini puasanya lancar,walaupun tenaga kita terkuras habis”

            “kita buka pake apa ya buk..??”

            “tadi aku dapet singkong pak waktu bantuin pak saleh nyabut singkong,nanti pulang kita rebus ya pak..”

            “kita batalin dulu puasanya buk,”

            “di deket sini ada sumber air pak,airnya jernih kok,kita kesana aja”

ya,hari itu mereka membatalkan puasa dengan minum air telaga yang tak jauh dari situ. malang memang jika di perhatikan,dalam keadaan seperti itupun mereka masih saja sempat memikirkan keadaan imah,anaknya di rumah.
padahal imah sudah pergi dengan teman lelakinya dan makan di warung perempatan tugu desa mereka. 

            “buk..kok nangis?”

            “engga pak.. ibu hanya bahagia,kita masih bertahan sejauh ini.”

            “maafin bapak ya bu,karna bapak,ibu jadi ikutan bapak minum air telaga di campur air mata” ujar bapak dengan mengusap air mata yang melinangi pipi ibu yang kusam karna keringat

            “pak,ibu bahagia kok. lihat.. kita hari ini dapet uang banyak,mudah-mudahan cukup untuk membeli baju bagus yang imah mau ya pak”

            “amin bu..”

sesampainya di rumah,imah kegirangan menerima uang yang di berikan oleh kedua orang tuanya. secangkir kopi atau segelas air putih pun kiranya ada di atas meja,namun itu tidak sama sekali. perut yang lapar dan badan  separuh baya yang serasa remuk itu tak dipedulikan lagi oleh imah,dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

terpaksa malam itu bapak dan ibu iah merebus singkong yang mereka peroleh untuk makan malam mereka. walau dengan keadaan demikian,mereka tetap bersyukur dengan pergi tarawih ke mushola dekat rumah mereka.
***
 setelah menghadiri acara pernikahan si nuri,teman  imah,imah ternyata tidak berhenti memintai orang tuanya uang untuk kepentingannya.baju mewah yang sudah terbeli itu akhirnya hanya di gantung di lemari saja,padahal untuk membelinya,orang tua imah harus mati-matian untuk mendapatkannya.

            “emak sama bapak pernah ga sih mikir,imah ini juga pengen kaya yang lain. berpendidikan,bisa kesana-kesini,bisa gonta-ganti baju bagus,makan makanan enak,kenapa sih dulu imah ga lahir jadi orang kaya? kenapa imah terlahir di keluarga yang seperti ini?

apalagi nanti mau lebaran,mau di taro di mana muka imah mak,pak. rumah aja reot udah mau roboh kalo ujan,geribik,banyak barang bekas. boro-boro mau beli baju lebaran,kue di meja tamu aja belum tentu ada,siapa sih yang ga sedih? apalagi Kalo mau ngenalin emak sama bapak,dekil kaya gitu. rasanya pengen kabur aja imah,pengen pergi ke kota, biar dapet orang tua angkat di sana,hidup nya mewah,enak,ga perlu susah kaya di sini.”

kata-kata imah membuat kedua orang tuanya menangis saat itu juga di dalam hati mereka,mereka sebenarnya sudah hampir tidak kuat untuk menghadapi kelakuan imah yang kurang ajar.
imah berkata demikian karna temanya,ola,di lamar oleh lelaki kota yang sudah mapan dan terbilang bakal enak hidupnya. sedangkan imah selama ini hanya memiliki banyak teman lelaki,namun pacar tidak punya.

bukanya menyalahkan diri sendiri,imah justru menyalahkan takdir dan orang tuanya. yang hanya akan menambah dosa-dosanya di bulan yang suci ini.

setelah malam itu,orang tua imah berjanji untuk bekerja lebih giat lagi demi kebahagiaan anak semata wayangnya yang tak tau diri itu.


hari itu imah pergi dari rumah sejak pagi,pamitnya untuk pergi kerumah ola yang baru,untuk mengadakan syukuran.

ibu dan bapak imah kerja mati-matian hari itu untuk mewujudkan keinginan anaknya memiiliki hari indah pada saat idul fitri nanti.

satu minggu setelah kepergian imah,akhirnya dia menampakkan kembali wajahnya di desa terpencil untuk menuju rumahnya yang dia katakan tak layak pakai.
dari kejauhan terlihat keramaian di daerah rumahnya,namun dia seperti tak menemui rumah yang sedang di carinya. bukan lagi rumah reot yang dia temui,namun rumah bagus yang tidak terlalu besar,namun bisa dikatakan itu rumah yang paling bagus di komplek nya.
            “pak.. ini rame-rame ada apa ya?” tanya imah pada salah satu warga yang tampak hadir dikeramaian lokasi rumahnya itu

            “kamu kemana aja selama ini?”

            “saya abis dari kota pak,emang ada apa..??”

            “baca saja surat ini” lelaki itu tampak memberikan kertas putih yang dilipat dan berisi tulisan
imah segera menerimanya dan membacanya karna penasaran dengan isi surat yang misterius di hari itu.

“anakku sayang..hikmah wahyuni
maafin emak sama bapak ya,selama ini belum bisa bahagiain kamu. belum bisa jadiin kamu sarjana,punya rumah bagus,baju mewah,makan enak,orang tua yang ga dekil,dan hidup  enak. emak sama bapak hanyalah orang susah yang ga berpendidikan nak,Cuma bisa ngasih kamu makan seadanya. 

emak sama bapak hari ini dapet rejeki nak,ada orang baik yang mau ngassih sumbangan ke kita,bangunin rumah kita,dia adalah orang yang dulu anaknya pernah emak dan bapak tolong waktu tersesat di hutan,kamu ga perlu malu lagi punya gubuk reot.temen-temen kamu bisa main kerumah kapan aja.

emak sama bapak juga kerja mati-matian nak buat beliin kamu baju lebaran,semoga kamu suka ya nak sama baju itu. jangan di buang. ada sedikit uang juga untuk kamu beli kue nak,maaf kalau sholat ID tahun ini emak dan bapak tidak bisa ikut. sebenarnya bukan kamu saja nak yang punya mimpi,namun emak dan bapak juga,emak dan bapak ingin naik haji. namun sudahlah lupakan saja,itu cukup menjadi mimpi dan doa untuk kamu nantinya. jadi anak yang baik ya nak,berubahlah,jadi wanita yang sholehah dan anggun. ambil hikmah dari setiap hal yang kamu alami ya nak,emak dan bapak sayang kamu nak..”

            “sekarang kamu ga perlu malu lagi punya orang tua yang dekil dan bau,mereka sudah pergi,untuk selamanya..”

            “apa maksud bapak?”

            “masuk lah kedalam,sebelum jenazah orang tua mu di kebumikan”

mendengar hal itu,imah segera berlari menerobos keramaian yang di rumahnya untuk mengetahui ada apa di dalam rumahnya.

di lihatnya dua sosok manusia dengan di bungkus kain putih dan wangi tengah di bacakan ayat-ayat suci untuk mengiringi kepergianya.tiba-tiba imah merasa kaki nya lemas dan bersujud di depan kedua sosok yang ternyata itu adalah orang tuanya,yang selalu dia caci maki dan hina. baru kali ini imah menangis untuk kedua orang yang telah menafkahi nya selama ini.

seorang ibu-ibu mendekati imah dan memberikan bingkisan untukknya,dan isinya adalah seperangkat alat sholat untuk imah. dengan segenap uang seperti yang dijanjikan dalam surat yang telah dia baca.

            “orang tua kamu memang buta huruf mah,dia meminta pak saleh yang menuliskan surat untukkmu setelah tarawih semalam,yang ternyata adalah tarawih terakhir mereka”

            “kenapa emak sama bapak perginya cepet banget sih bude..padahal kan imah masih punya banyak dosa sama mereka,imah ini anak durhaka”

            “kamu sudah terlambat imah,emak dan bapakmu sudah pergi.”

imah hanya bisa meratapi kepergian orang tuanya,belum sempat dia membalas segala jasa orang tua nya selama ini. gundukan tanah merah yang masih basah itu di hujani dengan air matanya yang tak akan mampu menghidupkan kembali kedua malaikatnya.

            “mak,pak.. makasih ya,ini kado terindah untuk imah. imah bakal pake ini untuk sholat ID nanti,bahkan untuk minta maaf sama emak dan bapak pun imah belum sempat.. “

tahun ini imah akan merayakan idul fitri sendiri dengan mengenakan mukenah baru yang di belikan orang tua nya,bukan baju baru memang,namun dari situlah awal di mulainya imah mengenakan busana yang indah untuk merayakan hari suci.

jangan pernah menyia-nyiakan orang yang telah berkorban untuk kita,terlebih orang tua. seburuk apapun mereka,selemah apapun mereka,tanpa merek kita bukan apa-apa,hargai dan hormati mereka. sebelum terjerat sengsara dunia dan akhirat. 

setitik keringat dan air matanya,belum tentu mampu kita bayar dengan tahunan gaji yang akan kita dapatkan nantinya. sebenci dan sejahat apapun kita terhadapnya,mereka tidak akan pernah membenci kita,dengan alasan apapun.