Kamis, 12 September 2013

perjalanan hidup


Setajam Pisau Tumpul

            “aku terhanyut terbawa suasana malam,aku merasa kepalaku pusing-pusing dengan berbagai pertanyaan yang ada di otakku. Aku berpikir,mengapa teman di sekolah menjadikan aku sebagai bahan obrolan mereka setiap hari?? Dan mengapa harus kata-kata jelek yang terlontar untukku? Apakah tidak ada yang lain?..”tanyaku pada diriku sendiri
            Ayah dan ibu ku pun begitu,tidak berbeda jauh dengan  mereka. Lama aku berfikir,hingga tertidur karna kelelahan. Keesokan paginya aku kembali beraktivitas seperti biasa yaitu sekolah. Setibanya di sekolah kembali aku mendengar kata-kata yang menjadi sarapanku tiap hari. Padahal hampir setiap hari ibuku marah-marah terhadap ku karna susah di bangunin.” telinga ku panas…!!!!”teriak hatiku
Aku bosan mendengar semua kata-kata itu. Mungkin karna sudah terlalu sering,sehingga aku merasa tidak nyaman.
            Ketika lonceng pulang berdentang,aku segera berlari keluar kelas dengan sekuat tenaga tanpa mengetahui arah,aku ingin pergi dari kehidupan ku yang gelap ini. Tanpa aku sadari,langit yang awalnya terlihat cerah berubah menjadi mendung,tak lama hujan lebat pun turun di sertai dengan kilat dan Guntur yang bersahut-sahutan. Aku yang terus berlari tanpa mengenal arahpun,akhirnya menghentikan langkahku menuju sebuah rumah kecil di pinggir jalan. Ketika aku berbalik badan kearah rumah tersebut,aku melihat sebuah kaca yang basah terkena embun air hujan,di sana terlihat gambaran diriku,aku mulai mengamati diriku sendiri dari ujung kaki sampai ujung rambut,”inikah aku??.. inikah seorang ila?” tanyaku pada diriku sendiri.
Kulihat bajuku,rok,sepatu dan rambutku yang acak-acakan,”mungkin benar kata mereka,kalau aku ini  jelek,kummel,dekil,sok-sokan,suka menghambur-hamburkan uang,yang tidak pernah ku ketahui bagaimana susahnya orang tuaku mendapatkannya,pekerjaanku setiap hari hanyalah membolos,tidak pernah mendengrkan nasehat orang tua dan guruku. Mungkin pantas apabila aku kerap menjadi bahan omongan orang. Akupun menoleh kearah kanan,di sana ada seorang ibu yang menggendong anakknya yang kedinginan,karna kehujanan. Pikiranku melayang teringatkan ibuku,aku selalu membantah terhadap dia,membangkang,bahkan pernah aku membentaknya. Padahal ibuku selalu menyayangiku tanpa memandang semua perbuatan ku ini,air mata menetes satu demi satu hingga bersaing dengan air hujan.
            Aku mulai melangkahkan kaki beranjak pergi dari depan rumah tadi,ku telusuri jalan setapak dengan penuh penyesalan seorang diri,ku sadari,sudah 2 tahun aku tidak naik kelas,itu karna aku terlalu bodoh. Padahal aku ini adalah anak satu-satunya dari kedua orang tuaku,satu-satunya harapan bagi mereka,namun apakah yang aku lakukan,justru mengacaukan semuanya,”maafkan aku.. ayah,ibu..”teriakku menantang hujan “dan mulai detik ini,aku akan berubah!!” aku berlari kencang berharap segera bertemu dengan ayah dan ibuku untuk meminta maaf. Setibanya di rumah,ku lihat ayah sedang memandangi gubuk nya yang hampir ambruk karena sudah rusak,dan terkena hujan lebat pula.
            Betapa perihnya hatiku tersayat-sayat melihat penderitaan ayahku. Kulihat ibuku,beliau  sedang membereskan perabotan dapur yang basah serta dapur yang kebanjiran karna bocor. “Ya Tuhan..”ratap ku. “tolong hamba,apa yang harus hamba lakukan?.. hamba tidak tega melihat semua ini!!”
Kemudian aku segera masuk kekamar,karna sudah tidak mampu melihat semuanya. Menjelang malam,ketika ayah dan ibu sedang duduk di atas sebuah tikaraku berencana untuk menemui mereka dan meminta maaf. Aku teringat bagaimana ibu dulu mengajariku membuat sebuah kopi,sejenak aku berfikir,alangkah baiknya apabila ku buatkan kopi untuk mereka berdua. Dengan langkah yang penuh arti,ku tenteng nampan yang berisi 2 gelas kopi, dan kusuguhkan di depan mereka.”ini yah,bu…. Kopinya. Silahkan di minum”kataku.
Sontak ayah dan ibu ku kaget dan mengucapkan namaku dengan bersamaan “ILA!!!”
“benarkah ini engkau nak?..” Tanya ibuku keheranan “ayah tidak sedang mimpi kan,nak?..”tambah ayahku. Aku terdiam menangis memandangi ayah dan ibuku,kupeluk mereka erat-erat sambil berkata “maafkan aku ayah,ibu.. maafkan semua kesalahan,kenakalan,dan kelakuan ku selama ini. Ila menyesal sudah sering membuat ayah dan ibu kesal,marah dan durhaka”rintihku
            Ayah dan ibuku pun ikut menangis karna melihat aku  menangis.”iya nak,ayah dan ibu sudah memaafkan mu sebelum kamu minta maaf.”jawab ayahku
            Suasana malam itu haru penuh air mata.  Sejak malam itu kami menjadi keluarga yang baru,keluarga yang penuh harapan agar keluarga kami ini menjadi keluarga yang utuh dan bahagia.
            Malampun berganti pagi,tak seperti biasanya aku bangun lebih pagi dari biasanya dan segera membantu ibu di dapur. Aku yang biasanya mandi bebek,kini aku mencoba lebih rajin. Baju uyang tidak pernah aku setrika,pagi itupun ku setrika. Rambut yang biasanya tidak pernah di sisir dengan rapi,aku ikat dengan rapi. Pagi itu penampilanku berbeda dengan biasanya.          Setibanya di sekolah,semua teman-temanku terbelalak terheran melihatku.”kamu seperti ulat yang telah berubah menjadi kupu-kupu ..kenapa tidak dari dulu,ila??”puji dan Tanya milly. “terima kasih milly,ini semua juga berkat kalian  semua yang setiap hari menyindirku.” Ucapku menyindir mereka
            Mereka lalu terdiam mendengar jawabanku. Namun perubahanku ini belum menyebar ke seluruh aktivitasku. Bagaikan ulat yang telah berubah menjadi kupu-kupu namun belum bisa terbang. Buktiny aku di kelas masih rendah di mata pelajaran “aku ingin menjadi orang yang pintar,aku malu selama 2 tahun duduk di kelas 1 SMK,apakah tidak ada jalan keluar agar aku bisa naik kelas?...” ujarku
            “ila,kalau kita semangat belajar,kita pasti bisajadi anak yang pintar!!”kata Bu Ina
            Aku mendalami kata-kata bu ina,sesampainya di rumah,aku langsung rajin belajar,walaupun aku tidak mengerti apa yang sedanng aku pelajari. Karna kepalaku sudah pusing,aku tiba-tiba teringat perkataan ayahku dulu. Ketika ayahku sedang mengasah sabit,aku bertanya kepada ayahku,”ayah,kenapa sabit itu harus di asah??..” tanyaku
            “ila,pekerjaan ayahkan merumput setiap harinya,jadi ayah  mengasahnya setiap hari agar tajam dan bisa di gunakan untuk merumput,coba kalau tidak,sabit ini akan tumpul dan tidak ada gunanya sama sekali.
Begitupun dengan kita,apabila otak kita sering di asah maka kita akan menjadi pintar”jelas ayah
            Dari perkataan ayah tadi,aku terinspirasi untuk mengasah  otakku agar aku pintar,aku melangkahkan kaki menuju halaman  belakang rumah ,ku amati alat pengasah ayahku dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Aku memilihyang lebih kecil terlebih dahulu agar tidak berat,kugosokkan di kepala sampai beberapa menit,aku menghentikannya dan bertanya,”apakah aku sudah pintar?..” ternyata aku belum pintar juga,karna aku  belum bisa berbahasa inggris. Dalam mengerjakan soal,ku ambil kalimat “im very stupid”. Ku ambil alat pengasah yang lumayan besar,namun belum berhasil juga karna aku masih sulit untuk menjawab
Hingga alat pengasah yang paling besar,ketika sedang asyik menggosok-gosok kannya ke kepalaku,tiba-tiba ayah datang dan “ILA..!!”
“Ada apa ayah?”tanyaku
“apa yang sedang kamu lakukan terhadap alat pengasah ayah?..” Tanya ayah dan mengambil alat-alatnya itu dari tanganku.
“em.. aku tidak sedang melakukan apa-apa ayah,aku hanya sedang mempraktikkan apa yang pernah ayah katakana kepadaku,ingatkah ayah? Dulu ayah pernah berkata kepadaku,kalau otak kita sering di asah,maka kita akan menjadi pintar,ila ingin pintar ayah.”
“ya ampun ila,maksud dari perkataan ayah,apabila kita rajin belajar,maka otak kita akan pintar. Bukan mengasahnya dengan menggunakan alat pengasah sabit ayah.”
“o.. begitu? Kenapa ayah tidak bilang sejak dulu?”gerutuku
            Dalam hatiku tertawa terbahak-bahak menertawakan diriku sendiri. karna malu,aku segera beranjak masuk ke kamar untuk belajar. Mulai ku tekuni pelajaran yang ada di sekolah,aku ingin pintar seperti teman-temanku yang lain,aku ingin mengejar cita-citaku,walaupun hanya mengandalkan ijasah SMK, seperti teman-temanku yang sudah lulus.
            Aku ingin membahagiakan orang tuaku,karna hany aku satu-saatunya harapan mereka. Hari demi hari kuseriusi demi menantang masa depanku,dengan penuh semangat, dukungan dari orangtua,dan tak lupa di sertai denga doa,aku terus menelusuri hidupku,hanya satu yang ada di pikiran ku,”SUKSES,SUKSES DAN SUKSES!!”
            Tak aku hiraukan usia ku sekarang. Yang aku pikirkan,bagaiman agar aku bisa menjadi orang sukses. Aku merasa jenuh selama 2 tahun duduk di bangku kelas sepuluh,namun.. begitu banyak hambatan bagiku,seperti harus mendaki gunung yang penuh ranting-ranting tajam,untuk mencapai puncak gunung yang melambangkan kesuksesan. Berbagai hal harus ku lalui,seperti siksaan batin yang  terus aku alami karna harus melihat kedua orang tuaku yang semakin hari semakin di makan usia,usaha dan penghasilan mereka pun minim,hanya cukup untuk makan sehari,itupun kalau ada rejeki,kalau tidak bagaimana?
            Keesokan harinya,setelah pulang sekolah,aku tidak langsung pulang keruah,melainkan pergi ke hutan. Di sana aku mencari berbagai macam bunga yang dapat ku rangkai,dan di jual,berbagai kretifitas kutuangkan agar berbagai bunga yang awalnya biasa-biasa saja dapat berubah menjadi bunga yang luar biasa bagusnya,agar harga jualnya pun tinggi. Setelah semuanya selesai,kulihat matahari menunjukkan pukul 14.00 WIB.
“ah masih siang,lebih baik aku ke pasar dulu untuk menjual bunga-bunga ini,”pikirku
Sesampainya di pasar,aku mulai memilih tempat untuk berjualan,selanjutnya mulai kutawarkan bunga-bungaku.
“bunga.. bunga……”dengan paduan seni berkali-kali “berkli-kali ku promosikan bungaku.. syukurlah akhirnya bungaku laku juga,walaupun tidak semua.”syukurku,kemudian selagi di pasar,uang hasil penjualan bungaku ku tersebut aku gunakan untuk membeli beras dan sayuran untuk ibu di rumah.
            Aku tiba di rumah pukul 17.25 WIB,ternyata ibu sudah cemas mencariku.
“ila.. dari mana saja kamu nak? Jam segini baru pulang”Tanya ibu cemas
“maaf  ibu,ila tadi pergi ke pasar dulu,menjual bunga-bunga yang ila dapat dari hutan. Ini ila belikan beras dan sayuran untuk makan malam nanti.”jawabku
Kemudian ibu memelukku erat-erat sambil menangis dan berkata”maafkan ibu nak,ya ng tidak bisa membuat hidupmu bahagia”
“ibu.. ila yang minta maaf ,karna ila,ayah dan ibu jadi repot. “
            Hari selanjutnya,aku mencari bunga-bunga lagi dank u jual di pasar,setelah pulang sekolah. Seperti hari sebelumnya,setiba di pasar mulai ku tawarkan bunga-bungaku. Dengan perut keroncongan dan tenggorokan kering,kulontarkan suaraku. Anehnya,hari itu bungaku laku semua. Betapa senang  hatiku,namun satu h al yang sedikit membuat ku sedih,teman-temanku yang kebetulan  main ke pasar  mengejek,menghina dan mengolok-olokku. Berbagai perkataan dari mulut mereka hanya aku biarkan saja,ku anggap semua itu angin yang berlalu.
            Aku pulang dengan perasaan senang,dan tidak dengan tangan hampa pastinya.ketika aku pulang,dengan membawa beberapa kantong plastik,terlihat senyum yang sangat membahagiakanku,dari bibir ibuku.hari demi hari terus kulalui dengan penuh semangat,dan terus menjual bunga-bunga hutan di pasar. Semakin hari,kini semakin aku perbanyak macam motif dan jenis bunga yang kurangkai,dan hasilnya pun sangat memuaskan.
            Selama bertahun-tahun,aku melakukan berbagai penjualan bunga tanpa mempengaruhi focus belajarku. Prestasiku pun menigkat drastic bagaikan pesawat roket yang melesat ke angkasa.
Ku tekuni semua ini hingga aku dapat membuka sebuah toko bunga kecil di depan rumah,uang hasil dari penjualan bunga,selain aku gunakan untuk biaya sekolah,juga aku gunakan untuk membenahi rumahku yang sudah rusak. Dari kios bunga yang kecil,aku dapat memperbesar kiosku dan memiliki beberapa karyawan. Tidak  kusangka,aku yang dulunya bodoh,kini dapat menjadi seorang guru. Kini orang tuaku hanya duduk manis di rumah menikmati hari tuanya “kasihan mereka dulu,mereka bersusah payah demi aku,kini sepantasnya mereka menerima nya,walaupun tidak sebanding dengan apa yang telah mereka berikan untukku.”ujarku
            “im very stupid” dan
Akhirnya hal itu dapat aku pecahkan,”mengapa setiap orang yang aku Tanya “im very stupid’ tidak menjawab nya. Karna apabila mereka menjawab,samasaja itu mereka merendahkan harga diri mereka sendiri. Karna artinya,”saya sangat bodoh”.
Kemudian hasil dari    semua orang-orang heran terhadapku,gadis cupu yang bodoh bisa menjadi seorang guru matematika.
” Hal ini aku pastikan tidak terulang pada murid-muridku kelak.”harapku



jodoh


 Saat-saat seperti itu hanya mustahil jika kuingat-ingat kembali,karna saat ini orang yang berada di sampingku adalah adam,orag yang telah di ambil iga nya oleh Tuhan untuk menjadikanku manusia.

Kalo udah jodoh,gak bakal kemana

 Namaku adalah Elizabeth,sudah sejak SMP aku mengidamkan sosok cowok hadir dalam kehidupanku. Namun,sampai detik ini belum ada satupun juga cowok yang bisa terbilang ‘srek’ buat aku.
“eh,beth.. valentine ntar kamu ada acara apa??”Tanya wasti,sahabatku  sejak sd  yang selalu menemani dan selalu ada untuk ku
“gak kemana-mana,emang kenapa as??”
“masa sih kamu gak punya acara? Gak ada gebetan tah?”
“yee,, pake Tanya lagi. Ngeledek nih ceritanya? Udah tau dari dulu aku belum punya cowok.”
“ya abisnya,kamu terlalu pilih-pilih sih sama cowok,jadinya gini kan?”
“jadi maksud  mu aku harus terbuka and gak pilih-pilih,gitu?”
“ya seenggaknya kamu coba pilih cowok yang kriterianya masuk dalam salah satu criteria cowok idaman mu.”
“em.. boleh juga idemu as,thanks ya.”
“nah gitu dong,kan gak terlalu dingin sama cowok.”
            Bagiku ,mencari sosok cowok yang benar-benar masuk dalam criteria cowok idaman sejatinya sangatlah sulit.
            Inilah criteria cowok idaman ku yang sering aku tulis dalam buku diaryku ,bahkan selalu k hafal agar tidak salah pilih cowok atau asal terima cowok yang menembakku
-ganteng &baik
-pintar&sopan
-smart&bertanggung jawab
-cool&jujur
-asyik&ga hobby selingkuh
-anak bungsu dari dua bersaudara (cowok semua)
-jarinya lentik
-kulitnya hitam manis
-religius
-gak berteman dengan narkoba.
            Sepuluh criteria cowok idaman ku yang  selalu menghantui kusaat memilih cowok.
            Suatu ketika,ada seorang cowok yang mendekatiku,namanya adalah Yofianus. Saat berkenalan dengan yofi,aku sudah memiliki sedikit feel yang mungkin bisa membuat hubungan kami berlanjut.
            Beberapa criteria yang aku inginkan sudah mulai tampak di miliki olehnya,seperti ganteng,smart,pintar,and cool abis. Namun,ada satu hal yang membuatku spontan menjauhinya dan menutup diri untuk berdekatan dengannya lagi. Waktu kami lagi ngedate,tiba-tiba ada kakaknya yofi yang bernama jo,bersama tunangannya.
“wih,ngapain kamu di sini yof?”Tanya kak jo
“ya seperti yang kakak liat”
“ini pacarmu  jo?”ujar veni,tunangan  kak  jo yang  pernikahannya akan di langsungkan bulan depan
“iya,kenapa kak?”
“em.. gak papa.”sambil memandangku sinis seolah juri yang menilai seorang peserta audisi.
            Sejak saat itu aku memutuskan untuk memilih berteman saja dengan yofi. Seratus pertanyan terlontar dari mulut yofi yang intinya kenapa aku memutuskannya.
Tidak salah lagi,hidupku akan sengsara apabila aku nantinya akan tetap melanjutkan hubungan ku dengan yofi.
“emamg ada apa sih sama tunangan nya kak jo? Kakak nya si yofi. Sampe-sampe kamu putusin yofi.”omel asti saat mengetahi bahwa aku sudah putus dengan yofi.
“ya ampun as,gak kebayang banget tau gak kebayang kalau nantinya aku tetep pacaran sama yofi,terus tunangan,terus married,and finally.. aku harus serumah sama veni calon istri nya kak jo.haduuh.. butuh headset banyak buat nyumpel ne lubang telinga.”
“emang apa hubungannya headset sama veni?’
“ya jelas banyak lah hubungannya.bayangin ya,kalo veni setiap hari kerjaannya duduk,makan,tidur,shopping,nonton tv,sedangkan aku di suruh beres-beres,masak,nyuci,nyapu,aduh.. ribetnya. Belum lagi kalau dia ngomel-ngomel gara-gara kesalahanku atau  karna kesalahan yofi yang sudah memilih aku sebagai calonnya.”jelasku kepada asti tenteng penilaian ku kepada veni.
“terus kamu mau cari cowok yang kaya mana lagi sekarang?”
“liat aja nanti,aku  udah punya inceran kok untuk menggantikan yofi.”
            ***
            Salah satu cowok yang menurutku bisa lebih baik dari yofi adalah Andre,cowok yang aku kenal saat mengantarkan asti ke salon. Tentang siapa dia,kayaknya belum terlalu aku pikirkan. Taapi ciri-cirinya yang aku lihat.
            Kami udang 2 bulan menjalani hubungan yang aneh ini,kenapa ku katakana aneh? Karena hubungan ini hanya kujalani dengan main-main dan tidak terlalu serius. 1 bulan kemudian,aku merasa mulai tumbuh beni cinta di hatiku pada andre,mungkin terkesan aneh,tapi apa boleh buat,jalani aja dulu.
“ndre,kamu serius gak sih sama hubungan kita ini?”
“em,tentu dong. Kenapa tidak?”
“aku harap kamu serius ndre.”
“tenang aja putri  Elizabeth ku.”ucap andre meyakinkanku bahwa cintanya hanya untukku dan tiada seorang lain di hatinya selain aku saja.
            Belum juga sehari aku menanyakan tentang keseriusan andre padaku,saat hendak pulang dari cafĂ©,andre berkata padaku bahwa tiba-tiba saja ibunya terpeleset di kamar mandi dan harus segera di bawa ke rumah sakit,jadi dia harus buru-buru pulang dan tidak bisa mengantarkanku  pulang terlebih dahulu.
“sorry ya,aku harus segera pulang,karena ada keperluan mendadak” ucap andre
“oh iya,silahkan. Hati-hati ya..”
“iya”
Namun,apa yang terjadi? Oh my God,dia jalan sama cewek lain di belakangku.
“ya ampun,mimpi apa aku semalam?” tidak kusangka andre yang begitu  terlihat baik di depanku ternyata tak jauh beda dengan srigala berbulu domba.shock berat yang aku alami saat itu. Bagaimana tidak? Sudah berulang kali ku coba untuk membuka hati untuk cowok,tapi mengapa harus cowok yang tidak cocok denganku?
Selalu saja harus tersakiti oleh cowok,apa tidak ada cowok yang bisa memahami perasaanku di dunia ini?
            Sejak saat itu aku menutup diri pada cowok. Siapapun dia dan seperti apapun dia,aku tetap tidak mau membuka hati. Sampai aku menginjakkan kaki di sebuah kampus yang menjadi tempat baru untukku berasosiasi,aku tetap menutup hati.
            ***
            Di hari minggu yang cerah ini,aku mengantarkan asti untuk bertemu dengan mempelai lelakinya yang sudah menjadi pilihan hati asti sejak 5 tahun mereka pacaran. Ya,sampai masa jabatan presiden habis,asti dan Andi menjalin hubungan cinta hingga mempertemukan mereka dalam suatu ikatan pernikahan.
“ini gak main-main lho as,ini pernikahan. Kamu jangan aneh-aneh.”
“siapa sih yang aneh-aneh,Elizabeth,sahabatku yang paling chubby. Aku serius dengan andi,kami udah saling mengenal dan memahami antara satu sama lain,dalam waktu 5 tahun”
“aku hanya bisa ngasih doa ke kamu,supaya Tuhan senantiasa memberkatimu”
“amin. Kamu cepet nyusul ya.”
            Betapa senang hatiku melihat asti yang hari itu berbahagia dengan pasangannya. Tak sedikitpun ku perlihatkan wajah murungku di hari bahagia sahabat tercintaku.
            Saat asti dan andi melemparkan bunga pada para tamu undangan yang  hadir dengan tujuan agar siapa orang yang memperoleh bunga itu akan segera bertemu dengan jodoh mereka. Tidak kusangka,bunga yang di lemparkan oleh asti dan andi jatuh di tangaku,padahal aku saudah berusaha menjauh. Apakah ini pertanda bahwa aku akan segera menemukan jodohku?
            Ku siapkan hati ini,ku sujud menyembah Tuhan dalam segala keagungannya,tangan ku mulai kulipat dan menundukkan kepala,ku fokuskan pikiran ini hanya tertuju pada Yang kuasa,bibir ku mulai bergerak-gerak mengucapkan kata-kata yang mengandung makna sebuah permintaan  dari seorang wanita yang  malang,mata yang terpejam mulai menitikkan air mata dari sela-sela rambut mata.
“Tuhan… kini kuserahkan semua padamu,apa yang akan kau perbuat dalam  hidupku ini,kiranya menjadi sebuah kehendakmu. Aku sudah lelah dengan semua usahaku untuk menemukan lelaki yang telah kau sebut jodoh dalam hidupku,aku tak sanggup jika harus terluka karna kesombongan cinta yang ada di dunia ini. Atau memang tidak ada jodoh yang  kau  pilihkan umtukku? Bantu aku Tuhan,dengar seruanku.. aku berharap hidupku akan berjalan sesuai dengan rencanamu. Aku percaya Tuhan,tiada yang mustahil bagimu,muzizat itu nyata di dalam engkau.”
            Usai ku berdoa memanjatkan seruan ku pada Tuhan,aku merebahkan diri dan tertidur.
Dalam tidurku aku bermimpi bertemu dengan seorang  pria yang sungguh luar biasa perfect di banding laki-laki lainnya. Selama aku hidup,seumur-umur aku belum pernah melihat cowok yang 100% sama dengan kriteriaku. Sejak malam itu aku sering bermimpi tentang lelaki yang ku panggil ‘anes’ dalm dunia mimpiku. Bahkan kami seperti sudah akrab dan benar-benar kenal seperti dalam dunia nyata.
            Tak pernah anes absen dari mimpiku,dia selalu hadir dan menaburkan seribu kata indah penuh dengan bahasa kasih. Dia berjanji dalam mimpi itu,bahwa suatu hari nanti dia akan datang kepaaku degan menunjukkan fotoku yang terselip di dompetnya.
            Kedengarannya memang aneh,tapi itulah yang terjadi dalam mimpiku sehingga malas sekali aku bangun saat sedang bermimpi.
            Seolah bahwa dialah yang akan menjadi pendampingku kelak dan hanya dia seorang saja yang mampu mengerti dan memahamiku. Ini sungguh sulit dipahami,walau hanya sekedar bunga tidur,tapi aku ingin agar berubah wujud menjadi nyata.
            ***
            Suatu hari,ada seorang pria yang mengemudikan mobilnya di kotaku,niatnya sih hanya sekedar jalan-jalan,tapi tidak di sangka,mobilnya mogok di tengah  jalan tepat di depan rumhku. saat dia berusaha mengutak-atik mobilnya,hari yang tadinya terlihat cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung. Kegelapan memenuhi tempat itu,gemuruh yang bersahut-sahutan mulai terdengar dan  tak lama di susul oleh turunya hujan dengan lebat.
“aduh,hujan lagi. Payah.. mana mobil belum bisa jalan. Terpaksa aku harus cari tempat berteduh”
Lelaki itu berlari menuju rumahku. Beberapa kali ku dengar ketukan pintu,aku membuka pintu dan….. aku sudah tidak ingat apa yang terjadi padaku, yang terakhir aku ingat,aku seperti masuk ke dalam dunia mimpiku kembali.
 Saat sudah sadar,aku tercengang bagai patung tak bernyawa,memandang sosok laki-laki yang mirip dengan anes,lelaki yang ada dalam mimpiku. Diapun terlihat aneh memperhatikanku dengan seksama tanpa berkedip. Ku coba memberanikan diri untuk bertanya tentang siapa dia dan apa tujuannya kemari.
“em.. maaf sebelumnya,kamu siapa ya?”
“kenalkan,aku anes”(mengulurkan tangan)
Aku tambah tidak percaya lagi dengan  jawaban lelaki itu saat menyebutkan bahwa namanya adalah anes. Aku tidak sedang bermimpi bukan?..
Ini seperti dalam dunia dongeng,dia alias  anes hanya ada dalam mimpiku dan negeri dongeng bunga tidurku,tidak mungkin aku bisa merasa nyata dalam bunga tidurku ini. Tapi mengapa aku masih bisa merasakan sentuhan hangat dari tangan lelaki yang menadahiku saat aku terjatuh tadi?
Mulutku terkunci dan tak bisa terbuka,mataku terpana seolah tak mampu lagi berkedip,jantungku berdetak dengan cepat tanpa kendali lagi,aku merasakan hal yang sebelumnya tak pernah aku rasakan. Walaupun aku sering jalan dengan cowok,tapi tak pernah seperti ini rasanya. Ini benar-benar hal yang tak bisa aku ungkapkan lagi.
“hey.. kok ngelamun?”kaget anes
“eh.. sorry.”
“siapa namamu?”
“ Ak.. aku?”
“iya,kamu”
“el.. Eli.. zabeth”
‘kamu mirip dengan wanita yang ada di foto ini,” anes menunjukkan foto seorang wamita yang di ambil dari selipan dompetnya
“it..itukan…”
“ini foto kamu kan? Aku gak nyangka lho kalo orang yang selama ini sering aku lukis ternyata benar-benar ada dan sekarang sudah ada di depanku.”
“kamu.. anes,pangeran yang selalu hadir dalam mimpiku? Dan berjanji akan datang dengan menunjukkan fotoku dari selipan dompetmu?”
“aku tidak tau,yang aku tau,setiap malaam Tuhan mengantarkan seorang perempuan yang bernama Elizabeth,dia akan duduk manis di rumahnya saat aku datang kelak.”
Aku memeluk anes erat-erat seolah tak ingin kehilangan anes seperti dalam mimpiku. Ini bukan mimpi,ini bukan sekedar bunga tidur,buktinya aku bisa memeluk anes dengan mesra dan ini nyata,bukan sekedar mimpi lagi.
“terima kasih Tuhan,mujizat mu nyata sekarang ini”ucap ku dalam hati.
            Dialah anes,adamku,pangeran ku yang telah di siapkan oleh Tuhan untukku. Kini lengkap sudah hidupku,karna aku sudah melekat dan bersatu dengan tulang yang dulu diambil oleh Tuhan untuk membentukku.
 Benar jika aku di ambil dari tulang rusuknya,aku kini kembali padanya dan ini tidak akan pernah terjadi jika aku masih belum percaya akan jodoh telah di atur oleh Tuhan.