Jumat, 26 September 2014

Partograf

Patograf merupakan alat untuk informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.

Kegunaan utama dari patograf adalah :
1.  Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
2.      Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
3.    Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka patograf akan menbantu penolong persalinan untuk :
a.   Mencatat kemajuan persalinan
b.  Mencatat kondisi ibu dan janinnya
c.   Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d.   Menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini mengidentifikasi adanya penyulit
e.    Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
Patograf harus digunakan :
Ø  Untuk semua ibu pase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf  harus digunkan, baik tanpa apapun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
Ø  Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)
Ø  Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepala ibu selama persalinan dan kelahiran (spesialis obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran)
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Pencatatan selama fase laten persalinan.
Kala satu dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh pembukaan servik
  • Fase Laten : pembukaan servik kurang dari 4 cm.
  • Fase Aktif : pembukaaan servik dari 4 sampai 10 cm.
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat.
Hal ini dapat direkam secaara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuahan dan intervenís harus dicatata.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secra seksama, yaitu :
  • Denyut jantung janin : setiap ½ jam.
  • Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
  • Nadi : setiap ½ jam.
  • Pembukaan servik : setiap 4 jam.
  • Penurunan : setiap 4 jam.
  • Tkanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
  • Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2 samapai 4 jam.
Jika ditemui tanda – tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosa ditetapkandanya penyulit dalam persalinan. Jka frekwensi kontraksi berkurang dalam satu tay dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan dirumah, penolong persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondis baik. Pesankan pada ibu dan keluargannya untuk memberitahukan penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekwensi kontraksi.
Pencatatan selama fase aktif persalinan ( partograf )
1.    Informasi tentang ibu.
Lengkpi bgian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan.
Waktu kedatangan (tertulis sebagai : ’ Jam’ pada partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.
2.    Keselamatan dan kenyamanan janin.
·      Denyut jantung janin.
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian pemeriksan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjuka  waktu 30 menit. Skala angka disebelah kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan 100. tetapi, penolong sudah harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau diatas 160.
·      Warna dan adanya air ketuban.
Nilai air ketuban setiap kali dilakukanpemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan- temuan dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
-    U  : Ketuban utuh (belum pecah)
-    J   : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
-    M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur     mekonium.
-    D  : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
-    K  : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukan adanya gawat janin.
Jika terdapat mekonium,pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda dawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali permenit), ibu segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibuke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.
·      Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicator penting seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keraspanggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (CPD). Ketidak mampuan akomodasi akanbenar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tndakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukn pemeriksaan dalam, nilai penyusup kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambing-lambang berikut ini :
0          : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1          : tulang- tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2          : tulang –tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.
3          : tulang – tulang kepala janin tupang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
3.    Kemajuan Persalinan.
* Pembukaan Servik.
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian pemeriksan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda ’ X ” harus  ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servik. Beri tanda untuk temuan – temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungankan tanda ’ X ’ dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)
*Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik (setiap 4 jam) lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turnnya bagian terbawah /presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviksebesar 7 cm.
Kata-kata ” turunnya kepala ” dan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan servik. Berikan tanda ” O ” pada garis waktu yang sesuia. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tulis tanda ”O” dinomer 4, hubungkan tanda ” O ” dari setiap pembukaan dengan garis tidak terputus.
*  Garis Waspada dan garis Bertindak.
Garis waspada dimuali pada pembukaan servik 4 cm dan berakhir pada titik di mana pembukaaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm / jam. Pencatatan selam faseaktif persalinan harus dimulai digaris waspada jika pembukaan ervik mengarah kesebelah kanan garis waspada (pembukaan < 1 cm/jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll).
Perimbangkan pula adanya tindakan interfensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur kesisi kanan. Jika pembukaan servik berada disebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tib ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
4.    Jam dan Waktu
o  Waktu mulainya fase aktif persalinan .
Dibagian bawah partograf (pembukaan servik dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 -16. setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
o  Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan.
Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif. Tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menytakan 1 jam penuh dan berkaitan dengan 2 kotak waktu 30 menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan catatkan pembukaan servik digaris waspada kemudian catatkan wakyu aktual pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X digaris waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera disisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya (kotak ketiga dari kiri)
5.    Kontaraksi Uterus.
Dibawah lajur waktu partograf terdapat 5 jalur kotak dengan tulisan kontrksi per 10 menit disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan 1 kontraksi. Setiap 30 menit raba dan catat jumlah kontaraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dsengan mengisi angka pada kotak 1 kali 10 menit isi 3 kotak.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :


      Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20
      Beri garis – garis dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi  yang lamanya 20 hingga 40 detik



 Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang   lamanya lebih dari 40 detik.


























                       Dalam waktu 30 menit pertama :
·         Dua kontraksi dalam 10 menit
·         Lamnya kurang dari 20 detik.
                        Dalam waktu 30 menit yang ke 5 :
·         Tiga kontraksi dalam waktu 10 menit.
·         Lamanya 20 – 40 detik.
                        Dalam wktu 30 menit ke 7  :
·         Lima kontraksi dalam 10 menit.
·         Lamanya lebih dari 40 detik.
INGAT :
  1. Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan setiap 30 menit selama fase aktif.
  2. Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama 10 menit
  3. Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai / yang telah ditentukan.
  4. Catat temuan-temuan dikotak yang bbersesuaian dengan waktu penilaian.
6.    Obat-obatan dan cairan yang diberikan
*      Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan dalam satuan tetesan per menit.
*      Obat-obatan lain dan cairan intravena
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dqan atau cairan intravena dalam kotak yang seuai dengan kolom waktunya.
7.    Kesehatan dan kenyamanan ibu
*      Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
-    Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persallinan. (lebih sering jira dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom yang sesuai (.)
-    Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalian (lebih sering jira dianggap akan ada penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai :
-    Nilai dan catat temperatur tubuh ibu ( lebih sering jira meningkat, atau dianggap adanya infeksi ) setiap 2 jam dan cataat temperatur tubuh dalam kotakyang sesuai.
*      Volume urine, protein, saetón.
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jira memungkinkan setiap ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya saetón atau proten dalam urine.
8.    Asuhan , pengamatan dan keputusan klinik lainnya.
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinikn disisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan dalam persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan atau keputusan klinik mencakup :
·      Jumlah cairan peroral yang diberikan.
·      Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur.
·      Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgyin, bidan, dokter umum)
·      Persiapan sebelum melakukan rujukan.
·      Upaya rujukan.
Pencatatan pada lembar belakang partograf.
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I samapai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama peamantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.
Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut :
a.    Data dasar.
b.    Kala I
c.    Kala II
d.   Kala III
e.    Bayi baru lahir.
f.     Kala IV.
Cara pengisian :
Berbeda dengan halaaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar paretograf ini diiisi setelah semua proses persalinan selesai. Adapun caara pengisian acatatatn persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampaikan menurut unsur-unsurnya sebagai berikut :
a.       Data dasar
Terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang tealah disediakan,atau dengan cara memberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertasnyaan no 8njawaban bisa lebih dari 1.
b.      Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan – pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan no 9, lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diiisi jika terdapat masalah laiinya dalam persalinan.
c.       Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda √ pada kotak disamoping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 13, jika jawabannya ”Ya” tulis indikasinya. Sedangkan untuk no 15 dan 16 jika jawabannya ” Ya ”, isi jenis tindakan yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan no 14 jawaban bisa lebih dari satu. Sedangkan untuk masalah lain hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada kala II.
d.      Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitoksin, penegangan tali pust terkendali, massage fundus, plasenta lahir lengkap, placenta tidak lahir lebih dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk no 25,26 dan 28 lingkari jawaban yang benar
e.       BBL
Informasi tentang BBL terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi BBL, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertantyaan no 36 dan 37, lingkari jawaban yang sesuai sedangkan untuk no 38 jawaaban bisa lebih dari satu.
f.       Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah,nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah ada resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnaya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.
Contoh Kasus 1 :
*      Ibu masuk  rumah sakit pada fase persalinan aktif  pada pukul 10.00
o   TD 110/70 mmHg
o   Kepala janin teraba 3/5
o   Pembukaan servik 4 cm
o   Kontraksi uterus tidak adekuat (2x dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung  < dari 20 – 40 detik)
o   Ketuban pecah spontan dan  cairan amnion jernih
*      Pukul 14.00
o   Kepala janin teraba 3/5
o   Pembukaan servik 6 cm  dan bergerak kearah kanan garis waspada
o   Kontraksi uterus sedikit meningkat (3x dalam 10 menit,setiap kontraksi berlangsung selama 45 detik).
o   Mulase derajat dua
*      Pukul 17.00
o   Kepala janin tetap teraba 3/5
o   Pembukaan servik tetap 6 cm
o   Mulase derajat tiga
o   DJJ (denyut jantung janin) 92x per menit
o   Cairan amnion bercampur dengan mekonium
*      Seksio sesaria dilakukan pukul 17.30 karena terjadi gawat janin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar