Sabtu, 09 November 2013


STANDAR KOMPETENSI KEBIDANAN
UNIT VIII dan IX

Dosen   : Ike Hesti Puspasari,S.ST

Disusun Oleh      :


1.    Novirianti Asta Ningrum    : 13241054

2.    Novita Ayu Setiyani             : 13241055



AKBID WB









YAYASAN SAPTA BUANA METRO
AKADEMIK KEBIDANAN WIRA BUANA METRO
TAHUN AJARAN 2013


          KATA PENGANTAR

            Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul STANDAR KOMPETENSI BIDAN. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas konsep kebidanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Kami maenyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kesalahan disudut pandang yang lain, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan membangun wawasan kami.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.



                                                                                                            Penyusun
















          DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...............................................................................................4
B.     Tujuan............................................................................................................5
C.     Manfaat..........................................................................................................5
           
BAB II PEMBAHASAN
A.    9 Standar Kompetensi Kebidanan Indonesia..........................................6
B.     Standar Kompetensi Kebidanan Unit VIII dan IX..........................7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................29








BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
standar Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal ( Clinical Practice Guideline , 1990) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980) Standar adalah spesifikasi dari fungsi tau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan ( Rowland and Rowland, 1983)
 Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
Standar menunjukan pada tingkat ideal tercapai yang diinginkan, namun ukuran tingkat ideal tercapai tsb tidaklah disusun terlalu kaku, melainkan dalam bentuk minimla dan maksimal ( range ) Penyimpangan yang terjadi, tetapi masih dalam batas-batas yang dibenarkan disebut dengan nama toleransi ( tolerance )
Untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan, disusunlah protokol (pedoman, petunjuk pelaksana) Protokol adalah suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatisdan dipakai sebagai pedoman oleh para pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan kes. Makin dipatuhi protokol, makin tercapai standar yang telah ditetapkan
 Syarat Standar Bersifat jelas , artinya dapat diukur dengan baik, termasuk mengukur berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi. Masuk akal , suatu standar yang tidak masuk akal, misalnya ditetapkan terlalu tinggi sehingga mustahil dapat dicapai,bukan saja sulit dimanfaatkan tetapi juga akan menimbulkan frustasi para pelaksana Mudah dimengerti , suatu standar yang tidak mudah dimengerti, atau rumusan yang tidak jelas akan menyulitkan tenaga pelaksana shg standar tsb tidakakan dapat digunakan
Dapat dicapai, merumuskan standar harus sesuai dengan kemampuan, siatuasi sertakondisi organisasi Absah , ada hubungan yang kuat dan dapat didemonstrasikan Meyakinkan , persyaratan yang ditetapkan tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi Mantap, Spesifik dan Eksplist, tidak terpengaruh oleh perubahan waktu untuk jangka waktu tertentu, bersifat khas dan gambling

B.     Tujuan Standar Kompetensi Kebidanan
-          Untuk memberikan pedoman kepada bidan dalam memberikan asuhan
-          Untuk memberikan pengetauan mahasiswa bidan tentang standar kompetensi bidan

C.     Manfaat Standar Kompetensi Kebidanan
Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan Melindungi masyarakat Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek sehari-hari. Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2)



















BAB II
PEMBAHASAN

A.  9 STANDAR KOMPETENSI BIDAN INDONESIA
(1) Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etika yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya.
     (2) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya, dan memberikan pelayanan yang menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesiapan untuk menjadi orang tua.
(3) Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan ibu selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan, dan rujukan.
     (4) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap tehadap budaya setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi baru lahir.
(5) Bidan dapat memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya setempat.
     (6) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir (BBL) sehat sampai usia 1 bulan.
(7) Bidan memberikan asuhan yang brmutu tinggi dan komprehensif  pada bayi dan balita sehat.
     (8) Bidan memberikan asuhan yang brmutu tinggi dan komprehensif  pada keluarga dan kelompok.
     (9) Bidan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ ibu dengan ganguan sistem reproduksi.

B.  Standar Kompetensi Kebidanan Unit VIII dan IX

Standar Kompetensi VIII
Asuhan Kebidanan Komunitas

Unit Kompetensi:
  1. Melakukan pengkajian kebutuhan masyarakat (individu, keluarga dan masyarakat)
  2. Melakukan analisis sosial dan analisis situasi di masyarakat dengan menggunakan pendekatan PRA (kemasyarakatan)
  3. Melakukan advokasi kepada pihak terkait
  4. Melaksanakan musyawatah masyarakat desa
  5. Menyusun program tahunan yankesmas
  6. Melakukan pemantauan KIA dengan PWS-KIA
  7. Dll
Analisa Sosial (Ansos) Dan Metode Swot
Pengertian Ansos
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah.
Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial
Ruang lingkup ansos
sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi. Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain;
Masalah-masal Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian
Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.
Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.
ah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminilitas

Langkah-Langkah Ansos
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain:
Memilih dan menentukan objek analisis
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisasi.
Pengumpulan data atau informasi penunjang
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi maupun investigasi langsung dilapangan. Re-cek data atau informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data.
Identifikasi dan analisis masalah
Merupaka tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan menemukan saling keterkaitan antara aspek.


Mengembangkan presepsi
Setelah di identifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah sesuai cara pandang yang objektif. pada tahap ini akan muncul beberapa kemungkinan implikasi konsekuensi dari objek masalah, serta pengembangan beberapa alternative sebagai kerangka tindak lanjut.
Menarik kesimpulan
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang; akar masalah, pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.

ANALISA SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses(kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman).
Metoda analisa SWOT bisa dianggap sebagai metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan  dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut.
Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib  dalam sebuah permasalahan.
Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
Contoh :
  1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)
  2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)
Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong
dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri. 
Weaknesses (Kelemahan)
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Contoh :
  1. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota
  2. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.
Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.
Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
Contoh :
  1. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan
  2. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.


Threat (ancaman)
Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.
Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
Contoh :
  1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada
  2. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.
Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :
  1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.
  2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan
  3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi
  4. Hindari grey areas .
5.      Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat     dan sesederhana mungkin
 SWOT untuk organisasi
Analisis SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.
Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. . Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbanguna
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselengarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mncegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Prawirohardjo, 2006).
Syarat Pelayanan Kesehatan
  1. Tersedia (available),
  2. Menyeluruh (aomprehensive),
  3. Terpadu (integrated),
  4. Berkesinambungan (continue),
  5. Adil atau merata (equity),
  6. Mandiri (sustainable),
  7.  wajar (appropriate),
  8. Dapat diterima (acceptable),
  9. Dapat dicapai (accessible),
  10. Dapat dijangkau (affurdable),
  11. Efektif (effective),
  12. Efisien (efficient),
  13. Bermutu (quality).

Fungsi Pelayanan kesehatan
  1. Fungsi sosial (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan ),
  2. Fungsi teknis kesehatan (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pemberi pelayanan kesehatan)
  3. Fungsi ekonomi (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan institusi pelayanan kesehatan).
Tujuan pelayanan kesehatan
  1. Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satisfaction),
  2. Melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction),
  3. Pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction).
Strategi pelayanan kebidanan
  1. Pemberdayaan masyarakat
  2. Peran serta masyarakat
  3. Kemitraan
  4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
Upaya pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait dengan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait dengan kesehatan masyarakat antara lain dengan dilakukannya peningkatan sumberdaya masyarakat melalui perencanaan kebutuhan dan peningkatan kualitas melalui melalui jalur pendidikan.
Upaya Menghadapi Masalah Kesehatan
  1. Pengembangan organisasi dan manajemen
  2. Peningkatan kualitas SDM melalui pengembangan institusi pendidikan kesehatan.
  3. Peningkatan partisipasi masyarakat
  4. Pelayanan medis prima

Proses advocacy(advokasi) di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau promosi kesehatan.
WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yakni:
1. advocacy (advokasi),
2. Social Support ( dukungan sosial) dan
 3. Empowerment (pemberdayaan masyarakat).
Strategi global ini dimaksudkan bahwa, dalam pelaksanaan suatu program kesehatan didalam masyarakat, maka langkah yang di ambil adalah:
Melakukan pendekatan / lobi dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka ini menerima dan "commited". Dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan, atau keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung program tersebut. Kegiatan inilah yang disebut advokasi. Dalam kesehatan para pembuat keputusan baik di tingkat pusat maupun daerah ini disebut sasaran tersier.
 Langkah selanjutnya adalah mekakukan pendekatan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat formal maupun informal.
Selanjutnya petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat tersebut melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling, dan sebagainya, melalui berbagai kesempatan dan media.
Advokasi di artikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, orang yang menjadi sasaran atau target advokasi ini para pimpinan suatu organisasi atau institusi kerja baik di lingkungan pemerintah maupun swasta dan organisasi kemasyarakatan di berbagai jenjang administrasi pemerintahan ( tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan)
Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting sebab dalam advokasi merupakan aplikasi dari komunikasi interpersonal, maupun massa yang di tujukan kepada para penentu kebijakan (policy makers) atau para pembuat keputusan ( decission makers)pada semua tingkat dan tatanan sosial.
Pemantauan warga setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) adalah alat menejemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus,agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA adalah pelayanan ibu hamil,bersalin.nifas,ibu dengan komplikasi kebidanan,KB,BBL dengan komplikasi,bayi dan balita. Dengan menejemen PWS-KIA cakupan pelayanan dapat menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja sehingga kasus resiko atau komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk mendapatkan penanganan yang memadai.


    
Standar Kompetensi IX
Gangguan sistem reproduksi dan menopause

Unit kompetensi:
  1. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dengan PMS
  2. Melaksanakan rujukan dengan pasien PMS
  3. Memberikan pelayanan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan sistem reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
  4. Melakukan digital pada abortus incomplete
  5. Melaksanakan asuhan kebidanan pasca abortus
  6. dll


Penyakit Menular Seksual. PMS adalah infeksi yang penularannya terjadi melalui kontak seksual baik dalam bentuk kontak seksual genital, oral atau anal.  Banyak penderita PMS tidak menyadari bahwa dirinya mengidap PMS oleh karena penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala.      
PMS dapat menimbulkan resiko bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. PMS dapat menyebabkan :
a.       Abortus
b.       Kehamilan Ektopik (embrio melakukan implantasi diluar rahim)
c.        Persalinan preterm (kehamilan ≤ 37 minggu )
d.       Lahir mati
e.        Cacat bawaan
f.        Morbiditas neonatus
g.        Kematian
Seringkali penularan pada janin terjadi saat persalinan, saat melalui jalan lahir yang terinfeksi. Namun, sejumlah infeksi juga dapat terjadi secara transplasental sehingga menyebabkan infeksi janin intrauterin. Adalah satu hal yang penting untuk memastikan bahwa wanita hamil bebas dari PMS. Pada kunjungan prenatal pertama, provider kesehatan (bidan, dokter , obstetric & gynecologist) akan melakukan skrining untuk beberapa jenis PMS, termasuk HIV – human immunodeficiency virus ( pada beberapa sentra kesehatan tertentu ) dan syphilis. Beberapa jenis PMS dapat disembuhkan dengan obat, namun tidak semua jenis PMS dapat diobati dengan obat. Bila jenis PMS yang diderita termasuk jenis yang sulit disembuhkan maka harus diambil langkah terbaik untuk melindungi janin yang dikandung.     

Banyak wanita yang merasa sangat tidak nyaman ketika akan mengalami menstruasi, biasanya terjadi beberapa hari sebelum mengalami menstruasi datang atau lebih dikenal dengan PMS. PMS adalah suatu gejala yang biasanya terjadi selama satu atau dua minggu sebelum menstruasi itu datang namun ketika menstruasi itu datang gejala itu pun akan hilang dengan sendirinya.
Jika wanita sudah memasuki usia monopouse maka sindrom ini tidak akan dirasakan, namun sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti faktor-faktor penyebab pastinya PMS. Namun ada beberapa dugaan faktor penyebabnya adalah rendahnya tingkat hormon progesteron, kekurangan nutrisi dalam tubuh dan rendahnya tingkat serotonim (suatu bahan kimia yang diperlukan otak).
Menurut O’Brien setiap wanita ketika sudah memasuki masa siap reproduksi akan mengalami PMS. Tidak ada wanita yang dapat menghindari PMS. Walaupun demikian, bukan berarti pula bahwa PMS akan sama gejalanya pada setiap wanita. Masing-masing mempunyai taraf atau kategorial sendiri. Ada yang mengalami gejala ringan dan ada pula masuk ke dalam kategori parah.
Berdasarkan temuan O’Brien, sebagian besar dari wanita yang sedang mengalami PMS hanya terkena gejala ringan. Gejala ringan terjadi sebanyak 95% pada wanita usia reproduksi, hanya 5% wanita yang mengeluh gejala parah sehingga aktivitas mereka benar-benar terganggu selama siklus tersebut. Gejala yang begitu parah bisa memicu timbulnya dorongan untuk melakukan bunuh diri, melukai diri sendiri, dan kekerasan terhadap orang-orang di sekitar.
Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami PMS sebenarnya dapat dilihat dari dua gejala. Pertama, gejala fisik seperti adanya sistensi abdomen atau perut kembung, munculnya mastalgia (nyeri pada payudara), dan sakit kepala atau migren. Gejala kedua yaitu psikologis, seperti naiknya sifat agresi, depresi, ketegangan, dan kehilangan kontrol emosi. Pada kasus wanita yang mengalami PMS ringan, gejala seperti di atas tidak sepenuhnya akan dialami. Namun bagi kasus wanita yang mengalami PMS parah, semua gejala tersebut akan sepenuhnya dialami. Oleh karena itu, diperlukan kejelian seorang dokter untuk melihat pasien tersebut masuk dalam kategori PMS ringan atau parah. Karena bila memasuki PMS parah maka dibutuhkan penanganan secara khusus dengan melakukan uji klinis. Berikut kategori PMS yang telah dirumuskan O’Brein untuk memahami apakah pasien tersebut masuk dalam kategori parah atau ringan:
  1. Physiological premenstrual symptoms. Pada kategori ini gejala yang timbul hanya mempengaruhi fisiologis seperti tidak dapat mengontrol emosi dan sifat agresi lainnya. Gejala ini belum masuk dalam kategori parah yang dapat menggangu aktivitas keseharian. Pasien dapat ditangani tanpa pengobatan khusus. Tetapi tetap memerlukan konsultasi dari dokter sebagai upaya penanganan ringan.
  2. Phychiatric disorders wrongly attributed to premenstrual syndrome. Pada kategori ini memang sedikit rumit. Karena dokter harus tahu terlebih dahulu apakah pasien yang mengalami gangguan emosi disebabkan PMS atau bukan? Banyak pasien yang salah menduga dan mengkaitkannya dengan PMS saat terjadi gangguan emosi. Maka dari itu diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk memahimanya.
  3. Primary premenstrual syndrome. Pada kategori ini pasien sudah masuk dalam gejala yang parah. Bukan hanya adanya gangguan psikologis tetapi juga fisik. Dokter bisa menandainya melalui keluhan pasien yang merasa sakit pada salah satu organ tubuh seperti perut dan kepala. Bila sakit itu dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi emosi dan otomatis berbahaya pada hubungan sosial nantinya.
  4. Secondary premenstrual syndrome. Pada kategori ini gejalanya yang timbul hampir mirip dengan primary premenstrual syndrome. Yang membedakannya hanya terletak pada  persoalan parsial ketimbang resolusi lengkap dari gejala setelah menstruasi. Pasien sering melandasi masalah psikologis dan juga gangguan siklus.
Lantas bagaimanakah penanganan yang tepat setelah mengetahui wanita tesebut mengalami gejala ringan atau parah? Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya tentu antara gejala ringan dan parah tidak bisa disamakan cara penanganannya. Melainkan perlu evaluasi dokter terlebih dahulu. Setelah itu barulah memutuskan tindakan paling tepat dan efektif untuk mengatasinya.
Menurut O’Brein, tindakan penanganan sebaiknya mengedepankan perawatan yang paling sederhana, kontinuitas, dan efektif. Karakteristik pasien akan mempengaruhi pilihan penanganan. Bagi yang mengalami gejala ringan, dapat diatasi melalui terapi konseling. Disarankan kepada pasien untuk lebih terbuka dan banyak menyampaiakan keluhan psikisnya kepada dokter atau psikolog. Karena dengan demikian, ketegangan pada saraf emosi selama ini, bisa sedikit mengendur karena tercurahkan. Selain itu, O’Brein juga menawarkan beberapa penanganan alternatif non-farmakologis seperti hipnosis, akupunktur, dan yoga. Ketiga terapi alternatif tersebut dapat memberikan ketenangan jiwa dan pikiran, terlebih lagi yoga yang juga dapat menyehatkan tubuh atau fisik. Olahraga juga merupakan bagian penting dalam masa penanganan gejala ringan maupun parah. Pasien disarankan untuk selalu melakukan aktivitas olahraga. Dengan berolahraga, kesehatan jasmani akan berpengaruh pada kesehatan mental. Semakin sehat jasmani, mental akan semakin sehat pula sehingga emosi menjadi lebih mudah dikontrol.
Lalu bagaimana penanganan pada wanita yang mengalami gejala parah? O’Brein menyarankan sebaiknnya dilakukan uji klinis. Artinya pasien akan melakukan operasi pembedahan (pengangkatan indung telur) atau bisa juga melalui obat-obatan yang dapat menghapus siklus ovarium. Tindakan seperti ini diambil bila gejala yang timbul sudah tidak dapat ditolerir lagi. Di lain pihak, Raymond Greene dan Kathrina Dalton menyarankan agar dilakukan injeksi (suntikan) intramuscular progresteron. Injeksi ini diperlukan karena berdasarkan penelitian mereka, banyak pasien yang hampir selalu berhasil diobati. Perlu diketahui bahwa hormon progesteron berperan penting dalam siklus menstruasi pada wanita. Progesteron layaknya estrogen yang lebih banyak diproduksi dalam indung telur dan berfungsi merangsang pembentukan suatu “selaput pelapis” dalam uterus (rahim) sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya telur yang telah dibuahi menjadi bayi, membantu produksi susu, dan secara umum dapat mempertahankan kehamilan Rendahnya kadar dari kedua hormon ini dapat menjadi penyebab munculnya beberapa gejala yang tidak menyenangkan bagi banyak wanita. Gejala-gejala tersebut di antaranya adalah migren, depresi, serangan panik, siklus haid yang tidak normal, dan masalah gula darah.
Untuk meningkatkan kadar progesteron bagi wanita yang belum terkena dampak serius PMS direkomendasikan untuk mengkonsumsi 200-800 miligram vitamin B6 setiap hari. Vitamin B6 dapat ditemukan pada makanan seperti kenari, sereal, dan susu kedelai. Kadar progesteron yang meningkat akan mengurangi keluhan akibat PMS. Selain itu penggunaan herbal chaste tree berry dan kunyit juga dapat membantu meningkatkan kadar progesteron─dikarenakan salah satu bahan aktifnya dapat merangsang tumbuhnya progesteron dalam tubuh.
Bagi wanita yang tidak punya cukup waktu untuk mengkonsumsi makanan seperti di atas demi meningkatkan progresteron dalam tubuh maka dapat diganti dengan suplemen (obat) seperti saat ini telah tersedia Vitafem free me (baca penjelasan ini), ataupun bisa dilakuakan melalui injeksi (suntikan). Tetapi sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter karena terkait klinis.
Satu hal lagi dan perlu diperhatikan, jangan pernah merokok sebagai upaya pengalihan rasa sakit diakibatkan PMS. Merokok hanya akan memperparah keadaaan di mana rasa sakit pada fisik maupun psikis itu akan menjadi sukar dihilangkan. Baca lagi artikel ini: Mitos bahwa rokok dapat menghilangkan rasa cemas.

GANGGUAN REPRODUKSI PADA WANITA

Kanker vulva
            Banyak hal yang menyebabkan organ reproduksi anda terkena kanker,seperti bergonta-ganti pasangan,membasuh organ genetalia dengan air kotor,dan menggunakan pembalut berkualitas rendah yang mengandung pemutih.
Labia,lubang vagina,lubang uretra dan klitoris termasuk pada bagian luar vagina. Kanker vulva,menyerang pada bagian tersebut dan kanker ini menyerang pada wanita menopouse,tidak haid lagi. Oleh karena itu,kanker ini diidap pada wanita berusia lebi dari 50 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi,yaitu kutil kelamin,pernah menderita kanker leher rahim,sifilis,diabetes,obesitas,tekanan darah tinggi,berhubungan seksual di usia dini,berganti-ganti pasangan,merokok,infeksi HIV,peradangan vulva menahun.
Gejala dari kanker vulva bisa diketahui adanya benjolan di vagina,dan terjadi penebalan kulit,serta nyeri saat berkemih (kencing) dan terasa nyeri saat berhubungan seksual. Meski penyakit ini berpotensi menyebabkan kematian, kanker vulva bisa dicegah dengan menghindari semua faktor yang dapat menimbulkan penyakit ini. Pencegahan lain yaitu secepat mungkin memeriksakan diri jika muncul tanda-tanda tersebut.
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah nya meningkat beberapa tahun belakangan ini. Kanker ini merupakan pembunuh wanita yang menakutkan. Kanker serviks biasanya menyerang leher rahim sehingga akan mengalami pendarahan pada vagina. Human papilo mavirus (HPV) 16 dan 18 menyumbang 70% dari kasus penderita kanker serviks diseluruh dunia. Kanker serviks datang secara diam-diam tanpa disadari oleh si penderita. Biasanya proses tersebut memakan waktu yang lama,antara 10 sampai 20 tahun lamanya. Jadi disarankan untuk melakukan vaksinasi kanker serviks sebagai pencegahanya.
5 hal mengenai kanker serviks :
1.      Karna serviks yang sudah stadium cukup berat akan sulit untuk diobati,bukanya tidak bisa disembuhkan,tetapi alangkah sebaiknya sebelum terjangkit melakukan vaksinasi terlebih dahulu atau paps mear (pemeriksaan dengan mengambil contoh sel-sel rahim kemudian di analisa untuk mendeteksi dini kanker rahim)
2.      Melakukan vaksinasi diatas 26 tahun tidak ada larangan khusus,sebaiknya melakukan vaksinasi sebelum menikah atau berhubungan intim untuk pertama kalinya
3.      Studi yang sudah dilakukan mengemukakan bahwa virus HPV bukan hanya menyebabkan kanker serviks,melainkan dapat pula menyebabkan kanker vulva, kanker anus, kanker vagina, kanker kelamin dan kanker reproduksi.
4.      Setelah di lakukan riset jumlah HPV ada 40 jenis yang menyerang manusia bukan hanya pada rahim,tetapi juga bisa pada tenggorokan,mulut dan alat kelamin dan jenis HPV paling banyak diderita oleh manusia paling banyak diseluruh dunia adalah HPV 16 dan 18.
5.      Ada fakta memaparkan bahwa 80% pada penyakit ini diderita pada usia manusia diatas 50 tahun.

·         Keputihan Berwarna Seperti Putih Telur.
·         Warna keputihan seperti telur, atau sedikit keruh, tetapi disamping meningkatnya keputihan, jarang memiliki gejala lain. Ini adalah keputihan yang umum di servisitis kronis. Setelah peradangan tabung leher dan estrogen
·         Keputihan Berwarna Keabuan & Berbusa
·         Pemandian di bath-tub umum, atau menggunakan handuk umum setelah mandi, munculnya keputihan berbusa warna abu keputihan atau abu kekuningan, dan bau asam, anda harus berpikir apakah sudah terinfeksi Trichomonas Vaginitis.
·         Keputihan Berwarna Seperti Ampas Tahu
·         Dinding vulva dan vagina sering ditutupi dengan lapisan membran putih, permukaan mukosa meradang setelah terkena bentrokan, rentan terhadap jamur, sering disertai nyeri dan kegatalan kelamin yang membakar, sering ditemukan di vaginitis jamur.
·         Keputihan Berwarna Kuning (Amine Seks)
·         Ketika sejumlah besar pasien memancarkan keputihan berbau khusus, harus mencurigai adanya benda asing dalam vagina. Dapat menyebabkan meningkatnya keputihan, infeksi yang parah.
·         Keputihan Berwarna Seperti Air Kelapa
·         Berkelanjutan dari vagina pasien mengalir keluar. Umumnya sering muncul di kanker serviks, kanker vagina, fibroid rahim, kanker tuba fallopi. Munculnya keputihan ini harus waspada kemungkinan tumor ganas, seperti serviks, kanker endometrium, tumor vagina.
·         Keputihan Berwarna Seperti Telur Putih
·         Berkelanjutan dari vagina pasien mengalir keluar. Umumnya sering muncul di kanker serviks, kanker vagina, fibroid rahim, kanker tuba fallopi. Munculnya keputihan ini harus waspada kemungkinan tumor ganas, seperti serviks, kanker endometrium, tumor vagina.
·         Keputihan Berwarna Seperti Telur Putih
·         Berkelanjutan dari vagina pasien mengalir keluar. Umumnya sering muncul di kanker serviks, kanker vagina, fibroid rahim, kanker tuba fallopi. Munculnya keputihan ini harus waspada kemungkinan tumor ganas, seperti serviks, kanker endometrium, tumor vagina.
·         Keputihan Berwarna Seperti Telur Putih
·         Berkelanjutan dari vagina pasien mengalir keluar. Umumnya sering muncul di kanker serviks, kanker vagina, fibroid rahim, kanker tuba fallopi. Munculnya keputihan ini harus waspada kemungkinan tumor ganas, seperti serviks, kanker endometrium, tumor vagina.
·         kesalahan pengobatan keputihan
1. Menggunakan lotion, melemahkan kemampuan mereka untuk melawan. Keputihan abnormal vaginitis adalah penyakit ginekologi paling umum. Perempuan dengan menggunakan celana panjang dan lotion pembersih, akan membunuh bakteri vagina dan menguntungkan pada tubuh, kesempatan untuk meningkatkan infeksi, mengurangi kebersihan vagina.
2. Berbagai perawatan peradangan ginekologi bukanlah pengobatan buta. Infeksi patogen yang berbeda, pengobatan vaginistis, servistis kronis meskipun semua memiliki peradangan, sifat ini sangat berbeda, bahkan ketika pengobatan harus bisa membedakan.
3. Pengobatan penyakit disebabkan oleh tidak mematuhi pengobatan rebound. Wanita menepukan keputihan yang tidak normal, seperti warna coklat, bernanah keputihan, ketika keputihan tebal saya menggunakan pengobatan sendiri. Perasaan cukup subyektif saya sud.
4. Pengobatan Obat-obatan yang sederhana ada efek samping yang beracun. Pengobatan keputihan dengan dokter barat ada efek sampingnya. Penyebab pertumbuhan jamur yang kuat. Masa pengobatan yang lama. Bukanlah pengobatan yang efektif dan normal. Berhenti menggunakan pengobatan sendiri karena akan menyebabkan infeksi.

teknologi rekomendasi ginekologi
Beberapa wanita berpikir bahwa sering kerumah sakit. Dan juga sudah menggunakan obat. Sudah baik. Setelah itu kambuh lagi dan tidak ke rumah sakit lagi, lanjutkan memakai resep obat yang terakhir kali dipakai. Ini salah. Pastikan ada pemeriksaan dari dokter. Memastikan penyebab keputihan abnormal. Dan kemudian terapi bertahap. Karena bukan hanya vaginitis yang disebabkan oleh keputihan yang tidak normal. Ada sejumlah penyakit ginekologi. SEperti servistis, kanker serviks, kanker vagina, kanker endometrium. Dan sehingga dapat menyebabkan keputihan abnormal.
·         memeriksa keputihan,mencari kebenaran tentang"keputihan abnormal"
·         nilai PH
·         Nilai PH Vagina normal 4-4. Antara 5, sedikit asam, mencegah bakteri berkembang biak. Jika menderita tricomonas atau bakteri vaginosis. Nilai PH dapat lebih besar antara 5-6.
·         kebersihan
·         Umumnya dibagi menjadi 4 derajat, tingkat normal, tingkat sugestif dan vaginitis, sekretori leukosit atau grafik yang menunjukan sejumlah besar bakteri.
·         mikroorganisme
·         Dibawah microskop dapat di temukan ada jamur, tricomonas, neisseria gonorrhoeae, Jika hasil di tampilkan sebagai +, Membuktikan bahwa mereka memiliki infeksi, Tampa infeksi, Hasil nya ditampilkan sebagai - .


Abortus Inkomplit
a.    Pengertian abortus inkomplit
1)    Abortus inkomplit (keguguran bersisa)      : hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah decidua dan plasenta. 
               b.    Gambaran klinis
Didapati antara lain adalah amenore, sakit perut mules, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provocatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi. Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau cavum uteri, serta yang berukuran lebih dari biasanya.
c.    Penanganan abortus inkomplit
1)    Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi  (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
2)    Hasil konsepsi yang terperangkap dalam serviks disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau dengan cunam ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
a)    Bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg peroral.
b)    Bila perdarahan terus berlangsung evaluasi sisa hasil konsepsi dengan AVM (Aspirasi Vacum Manual)  dan D & K (pilihan tergantung usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin).
c)    Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik profilaksis (subenisillin 2 g IM atau sefuroksim 1 g oral).
d)    Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gr dan metronidazole 500 mg setiap 8 jam.
e)    Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM.
f)     Bila pasien tampak anemia berikan sulfaferosus 600 mg perhari selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfuse darah (anemia berat).
g)    Pengeluaran sisa jaringan secara digital tindakan ini untuk menolong penderita ditempat yang tidak ada fasilitas kuretase, sekurang-kurangnya untuk menghentikan perdarahan. Hal ini sering dilakukan pada keguguran yang sedang berlangsung (abortus insipien) abortus inkomplit. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan kavum uteri cukup luas. Karena manipulasi ini akan menimbulkan rasa nyeri, maka sebaiknya dilakukan dalam narkose umum intra vena (ketalar) atau anastesi blok pars servikalis.
Caranya adalah dengan dua jari : jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukan kedalam jalan lahir dengan mengeluarkan hasil konsepsi, sedangkan tangan kiri menekan serviks uteri sebagai fiksasi, dengan kedua jari tangan kikislah hasil konsepsi sebanyak mungkin atau sebersihnya.
h)   Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase/kerokan 
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi menggunakan alat kuretase. Sebelum melakukan kuretase penolong harus  melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui letak uterus, gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.
(1)  Persiapan Penderita
(a)  Melakukan pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, suhu, keadaan jantung dan sebagainya.
(b)  Pasanglah infus dextrose 5% atau RL yang mengandung 10 unit oksitosin.
(2)  Persiapan alat-alat kuretase           : alat-alat hendaknya telah tersedia dalam bak, alat hendaknya dalam keadaan aseptic (suci hama) berisi :
(a)  Speculum sims 2 buah
(b)  Cunam tampon (tampon tang) 1 buah
(c)  Cunam peluru (tampon tang) 1 buah
(d)  Uterus sonde 1 buah
(e)  Busi hegar (dilatator) 1 buah
(f)   Cunam ovum (venster 1 buah)
(g)  Jarum suntik 5 ml 2 buah
(h)  Mangkok logam berisi bethadine
(i)    Kateter karet 1 buah
(j)    Sarung tangan DTT/steril 4 pasang
(k)  Baju kamar tindakan, apron, masker, kaca mata pelindung, sepatu boot/karet
(l)    Kasa steril beberapa lembar
(m)Penampung darah dan jaringan
(n)  Lampu sorot
(o)  Larutan chlorine 0,5%
(3)  Cara dilatasi kuretase
(a)  Pasang duk steril pada bokong ibu
(b)  Antiseptik genitalia eksterna dan sekitarnya
(c)  Kosongkan vesika urinaria dengan kateter
(d)  Pasang spekulum
(e)  Jepit porsio dengan tenakulum
(f)   Masukkan sonde uterus untuk mengetahui dalam dan arah kavum uteri
(g)  Lakukan dilatasi dengan dilatator hegar, mulai dari ukuran kecil sampai dengan ukuran yang dikehendaki
(h)  Keluarkan jaringan hasil konsepsi dengan tang abortus
(i)    Lakukan kuretase secara sistemik dengan kuret tumpul dan tajam.
(j)    Setelah diyakini bersih dan tidak ada perdarahan lagi, tenakulum dilepas dan portio didep dengan kasa bethadine.
(k)  Lepaskan spekulum
(l)    Bersihkan sekitar genitalia aksterna ibu

PENANGANAN PASCA KEGUGURAN
Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan, bila Anda telah mengalami keguguran.

1. Beristirahatlah Istrirahat berguna untuk mengurangi kelelahan fisik dan psikologis setelah dilakukan kuret. Kuret adalah pembersihan sisa-sisa jaringan yang ada dalam rahim. Menurut Kanadi, pemulihan fisik sangat bergantung pada usia kehamilan, atau ada tidaknya komplikasi saat tindakan. Umumnya,jika tidak terjadi komplikasi waktu pemulihannya antara satu hingga dua minggu. “Tidak perlu istirahat total di tempat tidur. Istirahat dapat diperpanjang sesuai saran dokter, bila ada gejala infeksi atau pendarahan setelah tindakan kuret. Sebaiknya lakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya. Diharapkan, peredaran darah akan lancar dan bentuk rahim kembali normal seperti sediakala. Hanya saja, hindari aktivitas yang terlalu banyak membutuhkan tenaga. Namun, bila ibu malas beraktivitas malah dapat memperlama masa pemulihan.

2. Lakukan komunikasi dengan pasangan Komunikasikan dengan pasangan, apa rencana selanjutnya. Jangan tenggelam dalam kesedihan dan menyalahkan diri sendiri, karena belum tentu penyebabnya berasal dari ibu.

3. Merencanakan untuk hamil kembali Para ahli memang merekomendasikan untuk menunggu paling tidak satu kali siklus haid sebelum mencoba untuk hamil kembali. Namun, setelah keguguran kesuburan akan segera datang dalam waktu antara dua hingga empat minggu. Hal ini berbeda dengan wanita yang baru melahirkan dan menyusui, di mana terjadi pengeluaran hormon prolaktin (hormon untuk menyusui) yang dapat menghambat kesuburan.

4. Lakukan pemeriksaan ke dokter Bagi yang merencanakan kehamilan berikut, segera lakukan pemeriksaan ke spesialis kandungan. Terutama, untuk yang telah mengalami keguguran sedikitnya dua kali secara beruntun. Semakin sering terjadi keguguran berulang, maka risiko untuk keguguran pada kehamilan berikutnya cukup tinggi. Umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan bentuk rahim, serta mengevaluasi kondisi hormonal dan sistem kekebalan tubuh Anda.

Yang tak kalah penting adalah melakukan wawancara demi mengetahui bila ada kelainan kromosom dari keluarga kedua belah pihak. Bila Anda baru sekali mengalami keguguran dan terjadi pada trimester pertama, umumnya penyebabnya adalah kelainan kromosom. Apabila diakibatkan karena kelainan jumlah kromosom, maka Anda tak perlu khawatir, karena kemungkinan untuk berulang tidaklah terlalu besar. Hal ini akibat kesalahan pembagian kromosom selama proses pembelahan sel saat pembuahan terjadi. Namun, apabila ditemukan kelainan bentuk kromosom, maka akan sulit untuk dilakukan perbaikan, sehingga keguguran dapat kembali berulang.

5. Memasang alat kontrasepsi Jika Anda tak ingin cepat-cepat hamil lagi, segera pasang alat kontrasepsi. Bahkan, bila perlu langsung setelah kuret. Alat kontrasepsi dapat langsung dipasang atau diberikan seusai tindakan kuret, tak perlu menunggu hingga masa menstruasi tiba. Alat atau jenis kontrasepsi yang dapat diberikan setelah keguguran adalah Pil KB, KB suntik, susuk atau alat kontrasepsi dalam rahim (spiral).

6. Waspadai demam Bila setelah kuret, ibu demam menggigil, sakit sekitar perut, kram atau sakit punggung, mengalami pendarahan berlebihan atau terdapat pengeluaran cairan dari vagina yang berbau busuk, segeralah kembali ke dokter. Jangan ditunda. Siapa tahu telah terjadi komplikasi.



























BAB III
PENUTUP


Ø Kesimpulan
ü  Dalam makalah ini menjelaskan tentang         :
ü  PWS-KIA (Pemantauan Warga Setempat Ibu dan Anak) menjelaskan tentang program pemantauan warga setempat ibu dan anak.
ü  Gangguan reproduksi PMS
ü  Menjelaskan tentang gejala kanker vulva dan serviks serta penanganan
ü  Abortus inkomplit

Ø Saran
ü  PWS-KIA sebaiknya dapat dicontoh atau dikembangkan untuk daerah lain agar dapat berpartisipan dalam program PWS-KIA didaerah masing-masing
ü  Gangguan reproduksi PMS,sebaiknya melakukan vaksinasi sejak dini atu masa pranikah untuk menjauhi segala penyakit yang akan menjangkit dikemudian hari
















DAFTAR PUSTAKA

*      P.M.S O’Brein, “Helping Women With Premenstrual Syndrome”, The British Medical Journal, Vol. 307, No. 6917 (Dec. 4, 1993), pp. 1471-1475.http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/01/20/tips-mengatasi-pms-kenali-dulu-gejalanya-lalu-sesuaikan-cara-penanganannya-526305.html.4november2013
*      Raymond Greene dan Kathrina Dalton, “The Premenstrual Syndrome”, The British Medical Journal, Vol. 1, No. 4818 (May. 9, 1953), pp. 1007-1014.
*      Gath dan S. Iles, “Treating The Premenstrual Syndrome: Ask the women to keep A Diary”, The British Medical Journal, Vol. 297, No. 6643 (Jul 23, 1988), pp. 237-238.http://www.doktergaul.com/blog/5-hal-mengenai-kanker-mulut-rahim/2501.html#_.5november2013
*      Saifuddin AB, 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, JNPK-KR JH-PIEGO, Jakarta. http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/04/cara-penanganan-pasca-keguguran.html.5november2013
*      Wiknjosastro Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta.http://midcare.blogspot.com/2012/02/abortus-inkomplit.html.5november2013
*      Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. http://ajikeristianto2013.blogspot.com/2013/04/konsep-advokasi-dalam-promosi-kesehatan.html.4november2013
*      Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta. http://www.slideshare.net/alunand350/standard-kompetensi-bidan.5november2013
*      Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
*      Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.
*      Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
*      Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.
*      Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.